"Kira-kira laku berapa, ya, Ar?" Tanya Mama ketika kami sedang makan.
"500juta lebih itu, Ma!" Timpal Rani.
"Kalau laku segitu, belikan aku kalung ya, Mas!" Lanjutnya.
"Kok kalung, kalian kan belum punya rumah." Timpal Mama.
"Kan sementara bisa tinggal disini, nemenin Mama." Jawab Rani sembari tersenyum. Aku melirik ke arah Mama yang tampak tak suka.
"Kalau sementara, boleh. Tapi, kalau selamanya, ga bisa." Mama menekan ucapannya.
"Nanti selesai kuliah Monik pasti akan tinggal disini."lanjutnya lagi.
"Iya, Ma. Tenang aja. Arsen pastikan sebelum Monik selesai pendidikan. Arsen dan Rani sudah memiliki rumah sendiri."
"Bagus. Kalian harus mandiri. Kayak dulu sama Tari." Sahut mama. Hal itu membuat Rani mencebikkan bibir. Beruntung Mama tak melihat reaksi Rani.
Hampir dua Minggu aku dirumah saja. Pemasukan tak ada. Kami makan dari hasil penjualan perhiasan Mama.
"Gimana rumah sudah laku, Ar?" Tanya Mama.
Aku yang masih kebingungan mencari dokumen rumah itu hanya diam.
"Arsen!" Sentak Ma