Andreas langsung menyanggupi, "Kak, aku doakan dari awal semoga kamu menang telak! Lebih baik lagi kalau Alina nggak bisa bangkit selamanya!"
Alyana tersenyum tanpa berkata apa-apa. Di balik ekspresinya yang tampak tenang, samar-samar terpancar aura kebencian.
Memang sudah waktunya Alina merasakan pahitnya buah dari kejahatan yang dia tanam sendiri.
Sepuluh menit kemudian, saat ruang siaran langsung dibuka, para netizen langsung membanjir. Dalam waktu singkat, jumlah penonton yang menonton secara langsung melampaui seratus ribu dan masih terus meningkat.
Andreas mengarahkan ponsel ke Alyana, agar dia bisa melihat pertanyaan dari para netizen.
Alyana duduk di bawah sinar matahari, masih menggenggam secangkir kopi panas di tangannya. Penampilannya tampak santai dan kalem, sama sekali tidak seperti seseorang yang sedang berada di tengah badai opini publik.
Dibandingkan dengan Alina yang menangis di depan kamera, ketenangan Alyana justru membuat orang lebih mudah memercayainya.
"Halo semua