Amara : Aku tahu kenapa kamu menjauh, karena kamu bingung bagaimana mengatakan kepadaku kalau Alena sedang mengandung.
Lavina yang membaca pesan itu langsung melipat bibirnya ke dalam dengan mata berkaca-kaca.
Amara : Aku enggak marah sama kamu, aku tahu bagaimana perasaan kamu saat ini.
Satu pesan lagi masuk dari Amara dan berhasil membuat satu buliran kristal jatuh ke pipi Lavina.
Dia menekan nomor Vikram untuk terhubung dalam sambungan telepon.
“Hallo, Sayang?” Vikram langsung menyahut karena jika tidak, maka dia akan tidur di luar.
“Aku mau ke rumah Amara, ya?”
“Sayaaaaaang ….” Vikram mengesah.
“Please … jangan ikut campur.”
“Please, Vikram … aku wanita, Amara wanita, aku sedang mengandung … aku juga, dalam posisi seperti ini—Amara sangat membutuhkan aku … aku janji enggak akan ikut campur.”
Vikram berdecak lidah kesal, dia tahu tidak akan bisa melarang istrinya.
“Ya sudah, tapi diantar driver dan driver harus nungguin kamu di rumah Arga.” Akhirnya Vikram mengalah.
“