"Kenapa aku harus mengajakmu? Aku nggak pernah bilang aku ingin membantumu."
Kata-kata Dora membuatku kembali terdiam seribu bahasa.
Namun, dalam kesanku, Dora mudah diajak bicara. Ada apa dengannya hari ini?
"Bu Dora, kenapa kamu? Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu nggak senang?" tanyaku dengan ragu.
Dora berkata, "Nggak, kamu nggak memprovokasiku."
"Kalau begitu, kenapa kamu seperti ini hari ini?" kataku dengan tidak mengerti.
Dora hanya tersenyum, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Ekspresinya pun tampak sangat aneh.
Aku benar-benar kebingungan. Aku mau tidak mau mencari tahu akar permasalahannya.
Aku merasa satu-satunya orang yang mungkin membuat Dora mempermalukanku adalah Yuna.
Mungkinkah Yuna mengatakan sesuatu di depan Dora?
Kemungkinan ini sangat besar karena Yuna adalah sepupunya Dora.
Jadi, aku bertanya lagi dengan ragu-ragu, "Bu Dora, apa ini karena Bu Yuna? Bu Yuna kasih tahu kamu sesuatu?"
"Maksudmu Kak Yuna tukang gosip?"
"Sialan, bukan itu maksudku. Bahkan kalau