Hampir setiap hari Aro memberikan uang saku kepada Anis. Hari memakan hari lainnya. Jarum jam terus berputar. Kelulusan. Kali ini pengumuman kelulusan bukan untuk Aro, tapi Anis.
Yup! Anis lulus SMP.
“Nis, kamu udah lulus sekolah. Gimana kalau kamu bekerja saja? Kebutuhanmu makin lama kan makin banyak. Bapak nggak sanggup kalau harus memenuhi kebutuhanmu yang semakin menggunung itu,” ujar bapaknya Anis.
Sang bapak meminta Anis bekerja. Berat. Itu yang dirasakan oleh Anis. Namun, mau tidak mau Anis menyetujuinya.
“Baik, Pak. Anis akan kerja. Tapi, kerja ke mana, Pak?”
“Bapak dapat informasi, ada lowongan di toko di Jakarta.”
“Toko?”
“Iya. Sebenarnya toko milik cina. Bosnya baik.”
“Sebelum berangkat kerja di sana kan harus bawa uang saku.” Lulu yang merupakan tetangga samping rumah memotong pembicaraan mereka. Lalu nyelenong masuk tanpa permisi.
“Lulu ada benarnya. Nggak mungkin ke sana nggak bawa uang saku,” batin Anis.
Sekelebatan memorinya mencuat di mana Aro sering memberikan uang s