Lilin bergerak lembut membawa cahaya diantara temaram lampu-lampu yang tidak sepenuhnya dinyalakan. Semua orang berkumpul di meja makan itu, termasuk Diah.
Semua makanan tersaji dengan mewah seperti sedang merayakan sesuatu yang penting.
Semua orang yang ada ruangan itu terlihat santai dan tenang, meski sesungguhnya sedang menyembunyikan pikiran mereka masing-masing yang ada di tempat lain.
Berkali-kali Audrey mengatur napasnya dengan berat. Jauh didalam lubuk hatinya dia berharap Matthias tertidur lelap di kamar agar apa yang terjadi malam ini tidak sedikitpun melibat dirinya.
Audrey menyuapkan makan malamnya dengan lahap, mencoba bersikap biasa. Namun dari sudut matanya, ia melirik ke arah Aurelie yang duduk tenang di seberang meja.
Saat pandangan mereka bertemu, kilatan aneh muncul di mata Aurelie, seolah memberitahu, bahwa Aurelie ingin terlibat malam ini.
“Saya sedang mencari perawat sejak dua minggu lalu, namun pihak rumah sakit bilang bahwa mereka kehabisan perawat ekslusif. Ba