Dengan kaki yang gemetar, Mama Rindi berjalan pelan mendekat pada layar proyektor. Ia berharap video yang beberapa menit lalu ia tonton adalah rekayasa. Untuk lebih memastikan. Ia mendekat pada Alex, lebih tepatnya pada laptop yang tengah dipegang oleh Alex.
"Lex, apa video tadi asli? "
Alis Alex terangkat sebelah, ia tahu, resiko yang akan ia tanggung setelah ini. Mungkin saja mamanya akan sakit lagi. Tapi, ini demi masa depannya. Jadi, sebisa mungkin ia harus berkorban.
Tangan Mama Rindi terangkat sebelah, memegang dada kirinya yang mulai terasa nyeri.
"Katakan pada mama, apa video itu asli?! " suara Mama Rindi semakin melengking. Di tengah rasa sakit yang semakin menjalar, mama Rindi masih berharap video tadi sebuah rekayasa.
"Kalau mama mau bukti lebih, Alex bisa menghubungi pemilik hotel tempat Marilyn mengina. Kita bisa minta rekaman.. "
"Stop Lex Stop. Hah hah"
Mama Rindi mulai mencari pegangan untuk bisa menopang tubuhnya yang mulai limbung. Sejenak, Alex merasa kasihan, ingin