Perempuan itu menjerit keras sambil berdiri dari tempat duduknya. Roknya yang berwarna krem kini basah oleh teh yang barusan ditumpahkan Andara dengan tidak sengaja. Wajahnya merah padam, antara kaget dan marah.
"Astaga! Kamu apaan sih?!" Ia berteriak sambil mengibas-ngibas roknya. Suaranya menggema ke seluruh ruangan yang semula tenang.
Andara tercekat. Mulutnya terbuka tapi tidak ada suara yang keluar. Ia panik. Tangannya gemetar dan wajahnya memucat.
"M-ma-maaf, s-saya nggak sengaja," ujarnya akhirnya dengan suara hampir tidak terdengar.
"Nggak sengaja? Harga rok ini lima juta, tahu?!"
Andara menunduk dalam-dalam, tidak sanggup menatap wanita yang sedang marah itu. Wajahnya pucat pasi. Jantungnya berdebar kencang. Dan dadanya begitu sesak seperti dicekik. Ruangan itu mendadak terasa kecil, sempit, penuh tekanan, dan membuatnya kesusahan untuk bernapas.
Ananta lantas berdiri dan membuka jasnya. Ia memberikan pada wanita itu. "Tutup pake ini dulu, Cla."
Clarine menerima