Suara berat yang baru terdengar itu langsung menghentikan pergerakan semua orang di ruangan. Raul berbalik dengan ekspresi waspada, sementara Zera tertegun, matanya masih melekat pada sosok misterius yang baru saja masuk.
Dia adalah seorang pria tinggi dengan postur tubuh yang tegap, auranya memancarkan dominasi yang tak bisa diabaikan. Rambutnya hitam pekat, dan matanya tajam seperti elang yang selalu waspada. Meski wajahnya tenang, ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat orang-orang di sekelilingnya cemas, seolah ia memegang kendali penuh atas situasi.
Raul melangkah mundur sedikit, meskipun jelas ia berusaha mempertahankan sikap arogan. “Ah, Andrei... aku tak menyangka kau akan datang ke sini,” suaranya berusaha terdengar santai, namun tak bisa menyembunyikan sedikit getaran.
Andrei? Nama itu bergema dalam kepala Zera. Ia mendengar nama itu sebelumnya, tapi tak pernah membayangkan akan bertemu langsung dengan seseorang yang memiliki pengaruh sebesar ini.
Andrei menatap Raul deng