“Kenapa sayang? Kok mukanya ditekuk begitu?” tanya mami saat Aurelie menghempaskan bokongnya di kursi penumpang depan.
Aurelie mengembuskan nafas panjang lalu menekan kedua telapak tangannya di wajah.
“Kesel banget sama CEO-nya Mi … godain aku terus belum lagi teman satu tim yang enggak bisa dikasih masukan … capek banget kerja, Mi.” Aurelie mengeluh, punggungnya bersandar dalam di jok mobil.
Mami yang sedang menyetir terkekeh pelan.
“Dunia kerja memang gitu sayang, kamu harus terbiasa.” Sang mami menimpali seadanya.
“Memangnya waktu Mami coas dulu dokter pembimbingnya godain Mami juga?” Aurelie membandingkan.
“Ya enggak lah, dulu dokter pembimbingnya cewek,” tukas mami sambil tertawa.
“Tuh ‘kaaan ….” Aurelie mengerucutkan bibirnya.
“Tapi waktu Mami masih muda, banyak pasien yang godain Mami … secara Mami dokter kulit dan kelamin ….” Mami menoleh.
“You know laaaah ….”
“Iiiih ….” Aurelie bergidik membayangkan sang mami harus melihat kelamin seorang pria yang membutuhkan pengo
