Setelah Anaby menjelaskan tujuan kepergiannya, Pak Jimmy pun mengambil alih kendali rapat. Pria paruh baya itu bersandar di kursi ketua, seraya menyapu ruangan dengan tatapan penuh tuntutan.
“Seperti yang telah disepakati dalam pertemuan darurat ini,” ujar Pak Jimmy penuh wibawa, “kita akan mendengarkan laporan dari Bu Anaby mengenai perkembangan proyek Metode Sigma. Jika belum ada kejelasan apa pun, maka kita akan segera menjalankan program milik Saudara Aslan.”
Sontak, Aslan menegakkan duduknya dengan ekspresi berseri.
Pak Jimmy kembali menatap lurus ke arah perempuan di ujung meja. “Jadi, Bu Anaby, Anda telah berhasil menemukan tempat tinggal Prof. Hansel. Pertanyaannya sederhana: apakah Beliau bersedia bekerja sama?”
Ruangan seketika senyap. Semua menunggu, bahkan Aslan tak mampu menyembunyikan gelagat tegang meski berusaha tampil percaya diri.
Anaby menatap para hadirin tanpa goyah. “Saya telah berdiskusi dengan Prof. Hansel. Beliau setuju untuk kembali berkarya di bidang pendidi