Gita lebih terkejut dari Ibu. Serta merta dia menolak. “Enggak!”
Bapak terkejut, tak percaya putrinya langsung menolak ide tersebut. Tapi Raka yang sudah mengetahui pendapat gadis itu, hanya tersenyum santai.
“Kenapa?” tanya Bapak keheranan.
“Iya, jangan … jangan buru-buru seperti itu.” Ibu mendukung putrinya.
“Bagaimana sih pemikiran Bune. Putri kita ini sudah menikah secara administratif. Artinya itu tercatat. Jika Ibu ingin memilihkan pria lain jadi suaminya, maka Gita harus bercerai dulu. Statusnya jadi JANDA!”
Bapak menjelaskan dengan panjang lebar, berharap anak dan istrinya memahami kenapa dia menawarkan hal tersebut pada Raka. Menyadari hal itu, Ibu hanya bisa diam sambil misuh-misuh.
“Piye iki … nasibmu Nduk ... Nduk.” Matanya basah sambil terus menyuap makanan. Bahkan, meski sedang kesal dan tak terima dengan keadaan, perut yang keroncongan harus tetap diisi.
“Apa alasanmu menolak menikah betulan dengan Raka?” bapak menyuapkan sepotong gudeg ke dalam mulutnya dan mengunyah