Mak Ti yang sejak tadi berdiri di ambang pintu tersenyum. "Pak Baim yang minta. Dia bilang, Nak Ayu suka warna pink, jadi dia suruh Mak dekorasi kamar ini seperti ini. Dia juga meminta Mak menyiapkan perlengkapan make-up dan baju-baju itu."
Ayu terdiam. Ada sesuatu di dadanya yang terasa menghangat, sekaligus bergetar.
"Dia ingat warna favoritku?" batinnya. "Kenapa perhatian sekali?"
Tangannya perlahan menyentuh dadanya sendiri, merasakan detak jantungnya yang mulai berdegup lebih cepat.
"Ya Allah... Kenapa aku deg-degan lagi?"
Ayu menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya. Tapi pikirannya justru kembali ke perjanjian itu-poin delapan.
'Dilarang terlibat emosi antara pemberi dan penerima kontrak.'
Ia menutup matanya sejenak, menggigit bibir, berusaha mengusir perasaan aneh yang mulai merayapi ben