Bab 16 - DILEMA
Pukul 16.15 sesi pemakaman ummi Fahira berakhir. Jasad dari Ibu dr. Ahamd itu telah tertutup oleh tanah di dasar bumi. Berdampingan dengan makam Abahnya.
Untuk kesekian kalinya, dr. Ahmad mengusap air mata dengan punggung tangannya. Sebab telapak tangannya kotor berlumur tanah liat. Ia memang turun langsung untuk memakamkan umminya.
Di belakang dr. Ahmad, Anjanj sang istri juga tengah tergugu di atas kursi roda. Menyaksikan suaminya begitu hancur dan terpukul membuat sesuatu di dalam sana tercubit.
"Ya Allah Bang Ahmad ... semoga Allah meluaskan hatinya untuk ikhlas menerima takdirnya. Bang Ahmad terlihat sangat terpukul atas kepergian ummi. Wajar, Ummi adalah ibu yang sangat baik, sosok yang selama ini selalu ada untuk bang Ahmad dan menjadi tameng dalam setiap permasalahan hidupnya. Lalu kemudian mereka terpaksa harus berpisah selamanya hanya dalam hitungan jam.
Semua berjalan begitu cepat. Kejadian ini masih seperti mimpi." Anjani mengusap sudut matanya yang basah.