Setelah beres bersiap-siap, dr. Ahmad segera bergegas menuju meja makan untuk sarapan, di sana Ummi dan juga putrinya sudah menunggu untuk sarapan bersama, tak terkecuali Anjani yang sudah duduk di sisi Zahira.
dr. Ahmad melangkahkan kakinya menuju meja makan, namun langkahnya tidak menuju ke arah kursinya, melainkan ke arah kursi yang ditempati Anjani. Ia lalu menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat dengan isi tebal pada Anjani.
"Sesuai janji saya semalam, An," ucapnya pelan.
"Terima kasih, Bib," jawab Anjani sedikit sungkan.
"Sama-sama."
dr. Ahmad kemudian beralih ke kursinya. Mereka berempat kini menikmati sarapan dengan menu roti maryam yang sudah dihidangkan oleh Anjani.
"Kamu kok pinter ngolah resep masakan arab, An? Apa sudah terbiasa sebelumnya?" tanya dr. Ahmad saat mencicipi roti maryam buatan Anjani dengan tekstur yang sempurna.
"Tidak, Bib, sejujurnya saya asing dengan masakan-masakan arab, namun berbekal buku resep yang diberikan Ummi Fahira, Alhamdulillah saya b