Saat Aura terbangun, Jose sudah tidak ada di sampingnya. Dia membuka matanya yang masih berat, melirik ke sekeliling. Matahari di luar bersinar terik, cahayanya menyilaukan sampai membuat matanya perih.
Aura bergerak sedikit dan langsung menyadari tubuhnya masih telanjang tanpa sehelai benang pun. Dia buru-buru menarik selimut, meringkuk lagi di dalamnya.
Dengan hati-hati, dia menjulurkan kepala dan mengintip ke luar. Jose sepertinya tidak ada di kamar.
Aura pun menghela napas lega. Ujung kakinya yang putih dan mulus menyentuh lantai perlahan. Seperti kucing kecil, dia melesat masuk ke ruang ganti.
Kadang Jose memang terlihat tidak bisa diandalkan. Namun, ternyata dia cukup perhatian juga. Mungkin untuk memudahkan wanita yang datang, sekarang di ruang gantinya ada lebih banyak pakaian wanita dibanding sebelumnya.
Entah kenapa, tiba-tiba aroma parfum manis menyengat yang dia cium di dalam mobil semalam kembali terlintas di benaknya. Aura merasa agak sesak.
Dia menggigit bibir pelan, ber