LOGINSetelah dikhianati oleh tunangannya, pada tengah malam dia mengetuk pintu kamar pria yang dirumorkan sangat mengerikan. Malam itu, mereka larut dalam kenikmatan semalam. Baginya, itu hanyalah aksi balas dendam. Tak disangka, dia justru terperangkap dalam jebakan yang telah lama direncanakan oleh pria itu. Aura Tanjung adalah gadis cantik yang terkenal di lingkaran sosial Jakoro. Sayangnya, dia juga dikenal sebagai penjilat yang bodoh. Pengkhianatan itu menjadikannya bahan tertawaan seluruh kota. Namun, dia tiba-tiba memiliki hubungan dengan seorang bos besar. Awalnya dia mengira mereka akan berpisah dan menjalani hidup masing-masing setelah malam itu, tetapi pria itu justru terus menempel padanya. Suatu malam, pria itu mengetuk pintu kamarnya. Dengan tatapan dingin yang mengandung sedikit kekesalan, pria itu bertanya, "Setelah menggodaku, kamu mau kabur begitu saja?" Sejak saat itu, dia tidak pernah bisa lepas dari cengkeraman pria itu. Setiap malam, dia hanya bisa menangis sambil memegangi pinggangnya. Seseorang, tolong beri tahu dia, kenapa pria berwajah dingin ini begitu sulit dihadapi!!!
View MoreDi ruang tamu Keluarga Yusril.Setelah mendengar penjelasan singkat dari Deddy, ibunya Deddy langsung mengernyitkan alisnya. Dia menggigit bibirnya, lalu mengangkat tangan dan berkata pada para pengawal di rumah, "Awasi Tuan Muda kalian baik-baik. Kalau dia berani kabur, kalian yang akan bertanggung jawab."Para pengawal segera menganggukkan kepala, lalu menarik Deddy untuk naik ke lantai atas. "Ibu, kamu nggak boleh begitu. Kak Jose begini karena takut aku ikut terseret dalam perseteruan Keluarga Alatas, tapi aku nggak boleh nggak setia."Ibunya Deddy yang sangat marah pun mengentakkan sepatu hak tingginya, lalu menuding keningnya Deddy. "Kamu ini memang bodoh. Kakakmu sudah suruh kamu menjauh, kamu malah tetap maju. Kalau Keluarga Alatas marah, bukankah seluruh keluarga kita akan mati? Aku beri tahu kamu ya, kamu nggak boleh ke mana-mana."Setelah mengatakan itu, ibunya Deddy bertepuk tangan. "Tambahkan orang untuk mengawasi dia!"....Di sisi lain.Dalam perjalanan pulang, Jose memi
Tigor tahu Jose memang memiliki modal untuk bersikap seperti itu.Setelah mengatakan itu, Jose berbalik dan melangkah pergi.Tigor yang sudah tidak bisa menahan amarahnya pun meraih cangkir teh dan melemparkannya ke arah punggung Jose. Begitu menghantam lantai, cangkir porselen itu langsung pecah berantakan dan suaranya terdengar nyaring dan menusuk telinga. Namun, setelah amarahnya reda, dia terduduk di sofa kayu hitamnya dengan ekspresi letih.Dia teringat dengan Jose yang masih kecil, yang dahulu dikiranya bisa dikendalikan sesukanya. Tanpa disadari, kini Jose sudah tumbuh menjadi seseorang yang bisa melawannya dan dia sudah menua. Bahkan hampir tidak memiliki peluang untuk menang lagi.Begitu Jose keluar dari vila Keluarga Alatas, Deddy segera menghampiri. "Bagaimana? Apa yang dibilang kakekmu? Lulu dan Aura baik-baik saja, 'kan?"Deddy langsung mengajukan tiga pertanyaan berturut-turut dengan panik, tetapi Jose hanya menyandarkan tubuhnya ke sisi mobil dengan tenang. Angin dingin
Tigor mendengus, lalu bertumpu pada tongkatnya dan melangkah masuk ke dalam rumah. "Masuk saja, kebetulan ada yang ingin aku bicarakan denganmu."Tanpa menoleh sedikit pun, Tigor berbicara dengan suara yang penuh tenaga dari depan.Jose mengepalkan tangannya sampai urat-urat di punggung tangannya menegang, siapa pun yang melihatnya akan tahu betapa besar amarah yang sedang ditahannya. Pada akhirnya, dia pun mengikuti Tigor masuk ke ruang tamu.Tigor duduk di kursi utama, lalu melirik Jose dan mendengus. "Begitu terburu-buru datang menemuiku, ini karena wanita itu?"Jose hanya menggigit bibirnya. Dia tertegun sejenak, lalu duduk di sofa di samping dan menenangkan sedikit amarahnya. Dia memang bukan tipe orang yang mudah mengekspresikan emosinya, apalagi di hadapan Tigor. Setelah ekspresi kembali tenang seperti biasanya, dia berkata, "Katakan saja, kali ini Kakek mau buat apa lagi?"Dia tahu jelas sama sekali tidak ada gunanya marah di hadapan Tigor, sehingga dia memilih untuk menahan di
Tigor duduk di depan Devin dengan kedua tangannya menggenggam kepala tongkatnya. Karena menggenggam terlalu kuat, tangannya yang penuh keriput itu menegang hingga terlihat jelas urat-uratnya.Devin melirik sekilas ke arah Tigor. "Ayah, sekarang kamu masih ada pun dia berani melakukan ini padaku. Kalau kelak ...."Setelah terhenti sejenak, Devin menatap Tigor dengan hati-hati dan melanjutkan, "Bukankah nanti dia akan membunuh seluruh Keluarga Alatas agar dia bisa berkuasa sendirian?"Kali ini, Devin benar-benar disiksa dengan parah sampai wajahnya yang tadinya masih lumayan pun kini sudah menjadi sangat kurus. Sepertinya, kali ini Jose memang tidak memberinya kelonggaran sedikit pun.Melihat Tigor tetap tidak berbicara, Devin menjilat bibirnya yang kering. "Ayah, coba pikirkan kematian Jordan. Dia ....""Cukup!"Tigor mengentakkan tongkatnya ke lantai sampai berdentang. "Kalau kalian hebat, sekarang kalian nggak perlu menangis di hadapanku lagi. Aku yang sudah begitu tua juga nggak perl
Deddy memang tahu bagaimana caranya mentertawakan kesialan orang lain. Namun, sekarang Jose sedang berada di puncak emosi dan tidak ada tempat untuk melampiaskannya, sama saja dengan mencari mati jika ada yang berani mengusik Jose di saat seperti ini. Dia menoleh ke arah Jose, tetapi dia hanya melihat ekspresi Jose yang tajam dan dingin.Saat itu, Jose hanya menatap tajam ke depan. Tangannya mengendalikan mobil dengan lincah di antara arus kendaraan, kemampuan menyetirnya memang luar biasa. Mobil juga melaju dengan sangat cepat. Dia sempat memperlambat laju mobil saat melewati persimpangan, lalu memutar kemudi dengan cekatan dan membelok ke jalan lain.Deddy tahu Jose sengaja mengalihkan mobil itu ke tempat lain agar Aura dan Lulu tidak terseret ke dalam bahaya.Jose mengangkat kepala dan melirik ke kaca spion, lalu perlahan-lahan mengernyitkan alisnya.Melihat ekspresi Jose, Deddy mengulurkan kepalanya dan melihat ke belakang. "Mobilnya tidak ikut. Jangan-jangan targetnya Aura?"Mende
Mendengar kata Keluarga Alatas, ekspresi Lulu langsung berubah. "Kenapa harus membahas mereka? Jangan bahas soal orang-orang sial."Namun, Aura benar-benar sangat penasaran, sehingga dia terus mendesak Lulu untuk bercerita.Lulu pun menghela napas, lalu menoleh ke arah sebuah kedai kopi di luar gerbang sekolah dan berkata, "Kalau begitu, ayo masuk ke sana. Aku akan ceritakan semuanya."Satu jam kemudian.Lulu menghentikan ocehannya, lalu menatap Aura dan berkata, "Pokoknya, kamu bisa lepas dari Daffa juga harus berterima kasih sama Jose."Aura tidak memesan kopi, hanya menyeruput jus jeruk di depannya lewat sedotan dengan santai. Sejak semalam, Lulu sebenarnya terus membicarakan hal-hal baik tentang Jose. Namun, setiap kali mendengar tentang Jose, yang muncul di pikirannya hanya adegan saat Jose menembak Tiano.Melihat Aura kembali menggigit bibirnya, Lulu menghela napas lagi dan melirik sekilas ke arah mobil di luar.Di dalam mobil.Jose menyalakan sebatang rokok, lalu menatap tajam k






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments