Lala dan Risa tampak antusias setelah kuajak melihat rumah kami. Lala bahkan meminta space khusus di teras samping untuk dijadikan area bermain. Kesempatkan video call dengan Mbak Ratih. Kakakku yang menekuni bisnis kain di Bandung itu terlihat santai duduk di meja kerjanya.
"Gimana Vit? Sudah sampai mana renov rumah ibu?" tanyanya. Karyawannya yang hilir mudik di belakang nampak tak mengganggunya sama sekali. Padahal aku yang melihatnya sedikit pusing dengan aktivitas di belakang Mbak Ratih.
"Alhamdulillah, Mbak. Kata tukang kurang lebih satu minggu lagi selesai. Sengaja kuambil tenaga tukang agak banyak, biar cepat selesai."
"Bagaimana mertuamu? Setuju kalian pindah?"
"Lho…Setuju atau tidak kami harus pindah. Rasanya sudah tak nyaman. Barangkali hubungan kami akan membaik kalau tinggal tak serumah." Kuambil Risa dan memposisikan di pangkuanmu agar wajahnya terlihat oleh Mbak Ratih. Mbak Ratih nampak senang melihat keponakannya yang makin hari makin gembul ini.
"Pokoknya Mbak duk