Pukul 10.00 WIB – Markas Rahasia Jenderal Alvaro
Sebuah markas tersembunyi di bawah tanah, jauh dari jangkauan intelijen milik Wira, menjadi tempat perlindungan sementara bagi Wisang, Taka, dan Raina. Ruangan utama dipenuhi layar monitor yang memantau pergerakan musuh di seluruh wilayah. Aroma kopi hangat dan suara mesin server terdengar samar-samar.
Wisang berdiri di depan papan digital, menatap peta interaktif yang menampilkan wilayah kekuasaan Wira. “Dia membagi kekuatan ke tujuh sektor. Yang paling kuat, Sektor Epsilon, dijaga langsung oleh tangan kanannya: Juna Madekha.”
Taka menatap layar itu dengan tajam. “Juna... dia mantan instruktur taktik militer. Dia tahu bagaimana membuat jebakan mematikan.”
Raina mengangguk. “Tapi kita punya seseorang yang lebih mematikan darinya.”
Langkah berat menggema dari lorong belakang. Pintu terbuka, dan seorang pria bertubuh kekar dengan mata tajam melangkah masuk. Rambutnya cepak, dan bekas luka memanjang di pelipis kirinya.
“Panggil aku Bara,”