Seketika Dina mematung melihat reaksi adiknya. Ia menatap Risa yang meringis. Darah pun keluar dari pangkal pahanya. apa jangan-jangan Risa ....
"Risa, kamu kenapa?" Bu Mayang sontak merangsek maju. Matanya mendelik melihat darah yang merembes keluar dari pangkal paha putrinya.
"Sakit, Bu ... tolong aku!" Risa berusaha mengatur napas. Wajahnya kian pucat. Kedua matanya nampak gelap setelahnya.
"Daniii, cepat bawa adikmu ke rumah sakit!" perintah Bu Mayang, panik. Bagaimanapun, Risa adalah anak kesayangannya. Melihatnya terluka, sama saja melukai dirinya.
***
"Syukurlah, bayi yang ada dalam kandungan putri Anda selamat. Saya sudah memberinya penguat. Lain kali, tolong jaga kondisi putri Anda, ya. Jangan buat dia lelah karena kondisinya lemah," papar Dokter yang baru saja mengobati Risa.
"Apa Anda suaminya?" tunjuk Dokter tersebut pada Dani.
Dani menggeleng. "Saya kakaknya, Dok ..."
"Lalu, di mana suaminya?"
Bu Mayang terduduk lemas di kursi yang ada di ruangan tersebut. Air matanya lo