Tubuh Renata menjadi bergetar hebat mendengar hal itu. Namun, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
“Aku akan menjelaskan dengan nenek apa yang sebenarnya terjadi!” Renata bergegas menuju ke luar.
Di luar sana sudah ada Bram yang menunggu Renata. Karena lelaki itu berpikir Renata akan meminta dirinya untuk mengantarkan ke tempat tujuan. Apalagi Renata sudah siap pergi, sehingga memilih menunggu di mobil tanpa memikirkan kalau Gio memikirkan banyak rencana untuk menahan Renata supaya tetap tinggal.
“Apa kau pikir dia akan percaya?” Gio menyeringai tipis, ia mengambil ponsel yang berada di saku celananya.
Renata langsung berlari, ia bahkan menjadi terpleset lantaran berlari dengan menggunakan sepatu berhak.
“Gio, kumohon jangan!” rintih Renata sembari kesakitan.
Rosetta yang masih berada di sana pun ingin membantu Renata dengan mengambil ponsel yang ada di tangan Gio. Namun, ia didorong oleh lelaki tersebut.
“Kau jangan ikut campur!” Mata Gio memerah dengan urat-urat menonjol di dahi