Obsesi Sepupu Suami

Obsesi Sepupu Suami

last updateLast Updated : 2025-05-29
By:  Raisya_JUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
41Chapters
357views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Renata tak menyangka kalau ternyata sepupu suaminya adalah Bram--cinta pertamanya di masa lalu. Meski lelaki itu masih menyukai dan mengejar Renata, ia memilih setia pada pernikahannya sampai .... ia menemukan fakta bahwa suaminya selalu berselingkuh dengan banyak wanita sejak awal hubungan! Lantas, apa yang dilakukan Renata? Akankah memilih setia atau malah terjebak dengan rayuan sepupu suaminya itu?

View More

Chapter 1

1. Masa lalu datang

"Bram, lepaskan!" Seorang wanita meronta-ronta di dalam pelukan lelaki tampan yang mengenakan jas hitam nan mewah.

"Biarkan aku seperti ini sebentar. Karena aku hanya memelukmu saja, tak lebih!" Bram semakin mengeratkan pelukannya, tidak ingin melepaskan.

Renata merasa sangat risih, tetapi tentu saja tak akan bisa melepaskan diri dari tubuh kekar dan besar dengan tubuh mungilnya. Namun, suara batuk seorang lelaki agak familiar terdengar di telinga.

"Lepaskan! Walau kau bilang hanya, tetapi ini salah karena aku sudah menikah dan suamiku berada di rumah!" teriak Renata tertahan, ia sangat merasa gelisah dan takut kalau suaminya datang ke dapur.

Bram memegangi kepalanya dengan tertawa kecil, padahal tidak ada yang lucu dari perkataan Renata, tetapi lelaki tersebut malah tertawa.

"Renata!" panggil seorang lelaki dengan berteriak nyaring.

Renata gelagapan, ia ingin segera melepaskan diri dari Bram, tetapi masih tidak bisa. Alhasil ia memilih menginjak kaki lelaki tersebut dengan kuat menggunakan hak high heels yang dirinya pakai.

"Renata!" Bram menjerit sambil memegangi kakinya yang terasa sakit.

"Apa? Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan saja. Semua itu pantas untukmu, karena kau adalah sepupu suamiku sendiri dan aku sudah menikah!" Renata melengos pergi meninggalkan Bram yang diam mematung

Bram yang ditinggalkan malah tersenyum tipis, ia menyugar rambutnya secara kasar. "Hal inilah yang membuatku suka kepadamu."

Bram mendekat dengan cepat, ia menahan tangan Renata yang sudah berada di ambang pintu dapur. Tidak ingin kalau sampai wanita itu mendatangi lelaki yang sekarang sedang terbaring dalam keadaan mabuk  di sofa ruang tamu.

"Berapa kali kukatakan, kalau aku sudah menikah! Tapi kenapa kau seakan tuli?" Renata menarik tangannya dengan kuat, namun tetap dicengkram kuat oleh Bram.

"Rena, aku mencintaimu dan aku yakin kau juga mencintaiku. Jadi ayo kita pergi dari sini dan menikah." Bram menatap memelas wanita cantik yang berada di depan mata, berharap Renata akan luluh dengan dirinya.

Renata ingin berbicara, tetapi Bram menutupi mulut wanita itu dengan tangannya. "Aku yakin kau akan mengulangi perkataan yang sama, jadi jangan katakan itu. Karena aku sangat yakin kau juga tak bahagia dengan suamimu. Kalau kau setuju denganku lebih baik menganggukkan kepala saja, sehingga aku yakin kau ingin pergi bersamaku."

Tatapan yang sama masih Renata lihat dari Bram, sehingga ia memilih memalingkan wajah. "Kau tak berhak mengurusi rumah tanggaku, Bram. Kau hanyalah masa lalu dan tak akan bisa menjadi masa depanku lagi."

"Untuk apa melanjutkan pernikahan ini, kalau kau sendiri tidak bahagia, Renata?" Wajah Bram menjadi sayu, ia merasa sedih dengan keputusan Renata.

"Terserah diriku, Bram! Sebaiknya kau pergi dari sini, takutnya suamiku melihatmu di sini." Renata mendorong dada bidang Bram dengan pelan, dengan harapan lelaki itu akan mengerti.

Tak diduga oleh Renata, Bram malah merengkuh pinggang mungil miliknya, sehingga posisi wajah lelaki itu tepat berada di atasnya.

"Mata bulatmu itu selalu mempesona sedari dulu, jadi bagaimana bisa aku melupakanmu begitu mudah." Bram memiringkan kepalanya, sehingga jarak mereka semakin dekat.

Renata tahu apa yang akan dilakukan oleh Bram, tetapi tubuhnya membeku tidak bisa digerakkan sedikit pun. Alhasil sekarang kedua insan tersebut semakin dekat dan hanya berjarak ujung hidung saja.

"Tidak, Bram! Kumohon jangan paksa aku." Renata menangkupkan kedua tangannya dengan kedua sudut mata yang meneteskan bulir bening.

Bram yang semula ingin mendekatkan bibirnya menjadi urung dan memilih untuk merengkuh tubuh mungil tersebut dengan sangat erat. Ia selalu tak bisa melihat ekspresi wajah dari Renata yang seperti itu.

"Kau pasti akan menderita kalau terus bersama dengan suamimu itu, jadi lebih baik kau pergi bersamaku dan membangun keluarga baru. Aku pasti akan membahagiakanmu sampai kau melupakan semua yang kau tinggalkan di sini." Bram berbisik lembut di telinga Renata, mengeluarkan semua rayuan yang dibisa.

Wajah Renata memerah dengan gigi terus bergemeretak. "Masalah aku bahagia atau tidak itu bukanlah urusanmu, tetapi urusanku! Lebih baik kau segera pulang dari sini dan sekali lagi aku mengucapkan terima kasih karena telah mengantarkan suamiku."

Renata menatap tajam dengan wajah yang masih memerah karena marah atas perkataan Bram. Merasa kalau lelaki itu terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangganya. 

"Rena, kumohon! Harus berapa kali aku memohon kepadamu supaya kau ingin bersamaku?" Bram memegangi tangan Renata dengan lembut, bahkan sesekali akan mengelus tangan wanita tersebut.

"Dan berapa kali aku mengatakan kalau kita sudah tidak bisa bersama lagi? Lupakanlah aku, Bram!" tolak Renata tegas.

Bram tidak bisa mendengar setiap penolakan dari Renata, sehingga ia memilih untuk berjalan mendekati wanita tersebut. Namun, wanita itu malah terus berjalan mundur sampai terbentur dinding, tak bisa lagi melangkahkan kaki untuk menjauh.

"Bram, apa yang ingin kau lakukan?" Renata memandang dengan tubuh yang gemetar, ia beberapa kali melirik ke arah pintu untuk memastikan sang suami tak datang kemari.

"Kau tahu kan aku sudah dari dulu sangat tidak suka mendengar penolakan apapun? Tapi sedari tadi kau terus saja menolak sampai membuatku menjadi bosan, padahal aku lebih baik dari suamimu itu." Bram memainkan rambut Renata, tak lupa ia pun akan menyesap aroma wangi dari rambut tersebut.

Renata terdiam, percuma mengatakan apapun kepada lelaki yang berada di depan matanya sekarang. Karena Bram pasti tetap akan bersikeras dengan perkataan lelaki itu sendiri. 

Seorang lelaki sedang berdiri sambil berpegangan dengan dinding menatap tajam ke arah Renata dan Bram. Wajahnya memerah dan nafas terdengar memburu memandang kedua orang yang saling berdekatan itu. 

Lelaki itu pun melangkahkan kakinya  pelan mendekati kedua insan yang sekarang tak tahu dengan keberadaannya. Tangan mengepal kuat menahan amarah bergejolak di dalam dada. Lantas segera menarik Bram untuk menjauh dari Renata.

"Gio?" Mata Renata membulat menatap sang suami yang sekarang sedang berdiri dengan tatapan penuh amarah kepada mereka berdua.

Tubuh Renata menjadi gemetar hebat dengan bibir memucat bahkan keringat dingin mulai membanjiri keningnya. Ia tak dapat mengucapkan satu patah kata pun untuk mengatakan alasan yang pas kepada sang suami saat memergoki dirinya hanya berdua bersama dengan seorang lelaki di dapur.

Tatapan Renata mengiba menatap Bram, meminta untuk lelaki itu menjelaskan kepada sang suami kalau sekarang sedang salah paham. Namun, yang ditatap malah memalingkan wajah sambil tersenyum amat lebar sehingga semakin membuat ia menjadi gemetar ketakutan.

Seiring Gio mulai mendekat, Renata menjadi memejamkan matanya sambil berharap di dalam hati kalau lelaki itu tak akan terlalu marah kepadanya.

"Ya Tuhan! Tolonglah aku." Renata bergumam pelan sambil menggigit bibirnya kuat, lantaran Gio sudah berada di depan matanya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
41 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status