“Kak, pulang sekarang. Ayah sakit!"
Cleo langsung menghentikan kegiatannya, wajahnya berubah pucat. “Ya Tuhan, kenapa nggak dari tadi kabarin?”“Aku udah coba nelpon, tapi HP kakak nggak aktif.”Devan yang sedari tadi memperhatikan dari kejauhan, segera menghampiri mereka. “Aku antar kalian pulang.”Namun sebelum Cleo menjawab, Willy menepis tawaran itu dengan sorot mata tajam. “Nggak perlu! Kami nggak butuh bantuanmu.”Devan sedikit terkejut, tapi tetap tenang. “Aku cuma ingin membantu, Willy.”“Membantu?” Willy menyeringai sinis. “Kamu pikir aku sebodoh itu? Mana mungkin Tuan Muda sekelas kamu mau nikahin kakakku yang miskin kalau nggak ada maksud tersembunyi!”“Willy!” seru Cleo, mencoba menenangkan.Tapi Willy tak menggubris. “Kak Cleo terlalu baik sampai nggak sadar dimanfaatin. Tapi aku tahu. Keluarga kita nggak selevel sama kamu. Jadi berhenti pura-pura peduli!”Devan berusaha menahan diri. “Kamu