“Kak Tristan, apa yang membuatmu kemari?” Laura berdiri, menatap Tristan yang berjalan masuk ke dalam kantornya.
“Aku mau menemuimu. Kerjamu bagus mengatasi rumor di internet.” Tristan terdiam sejenak, berdiri di tengah ruang kantor Laura.
“Kenapa napasmu terengah-engah?”
Anna juga menatap Laura, ingin tahu.
“Ah….” Laura membeku dan agak panik.
Ia melirik ke bawah kakinya, menatap Lucian yang bersembunyi dengan ekspresi gelap di wajahnya, tampak tidak suka disembunyikan di bawah meja yang sempit.
“Aku kepanasan dan gerah sekali, jadi aku terengah-engah. Hari ini panas sekali….” Laura membuat alasan acak sambil mengipasi dirinya dengan telapak tangannya.
“Aneh. Padahal di kantormu ada AC.”
“Haha….” Laura tertawa kaku. “Aku tetap merasa panas. Terik matahari sampai menembus kaca,” ujarnya sambil menunjuk kaca jendela besarnya.
Di luar memang cuaca sangat terik dan terang sekali hingga membuat mata bisa silau.
Tristan tidak berkomentar mendengar alasan Laura dan berjalan menuju sofa.
Ia