“Temukan barang bukti itu!”
James semakin terlihat marah kepada orang yang ada di panggilan telepon, berkali-kali ia berusaha memelankan suaranya yang terkadang tidak terkontrol.
Ada penyesalan di dalam hati Aleya setelah melihat sisi lain James. Ucapan Yavid yang mengatakan jika James berbahaya untuk di dekati kembali terngiang. Tapi kini semuanya sudah terjadi, kini ia harus membuat keadaan tidak semakin memburuk. Aleya menelan salivanya, getir rasanya mengetahui perilaku James yang menakutkan itu.
“Aku benar-benar terhina oleh sikap wanita sombong itu, tidak ada yang selamat jika sudah menghinaku,” ujarnya lagi kepada seseorang di panggilan telepon.
Jantung Aleya serasa berhenti sesaat ketika mendengar ucapan James. Ia semakin yakin jika James merupakan seorang yang pendendam.
“Bagaimana ini?” tanyanya dalam hati, ia termenung memikirkan solusinya.
Belum juga terjawab solusinya, dokter keluar dari ruang tindakan dan membuat Aleya tersadar dari lamunannya. Ia segera menghampiri dokt