"Apaan sih lo, gua panggil security kalau lo gak sopan ke gua," ujar Lily sambil mendorong tubuh Bara.
Bara menyeringai, dan memutar video panas tengah malam di ruang kerja tuan Hario. Wajah Lily memerah, menahan malu dan marah.
"Mau gua sebar?" tanya Bara.
"Siniin hape lo, hapus!" teriak Lily.
"Disini boleh dihapus, tapi jangan lupa sudah gua pindahin di semua tempat yang siap sebar. Mau terkenal?" tanya Bara sambil meniup telinga Lily sambil memberikan ponselnya kepada Lily.
Lily mematung, tampak sudut matanya sudah siap tumpah.
"Jangan menangis, baby?" ujar Bara sambil menarik hidung Lily.
"Apa yang lo inginkan?" tanya Lily.
"Pertanyaan yang bagus sayang," ujar Bara duduk didepan Lily.
"Katakan!" Lily menggertak.
"Turuti saja apa mau gua," Bara menarik tangan Lily.
Dengan terpaksa Lily mengikuti langkah kaki Bara.
Bara mendudukan Lily di kursi di sebelah pengemudi, Lily masih diam. Bara menjalankan mobilnya dengan sedikit kencang, ternyata menuju sebuah hotel bintang lima yang tida