Di kamar mayat rumah sakit.
Begitu masuk, kakaknya Layla langsung mengernyitkan alis dan menyusutkan lehernya. Dokter yang membawa jalan di depan mengenakan masker dan melangkah dengan cepat. Orang sering bilang kamar mayat penuh dengan aura kematian dan orang yang berlama-lama di sana akan dipenuhi dengan hawa kematian.
Kakaknya Layla menutup hidungnya dan berseru, "Harus diambil hari ini juga?"
Dokter menjawab dengan suara serak, "Kamu sudah buat surat keterangan kematiannya, kenapa harus disimpan di sini lagi? Cepat urus pemakamannya. Kalau kamu berniat beramal, kamu bisa donasi organnya juga. Tapi, katanya orang yang mati dengan dendam, penerima organnya mungkin akan punya ingatan yang bukan miliknya."
Ekspresi kakaknya Layla langsung menjadi kaku. "Omong kosong apa sih? Kamu ini dokter."
Dokter yang berjalan di depan dengan jubah putih yang berkibar tidak menoleh sedikit pun, hanya tertawa dingin. "Kalau kamu sering ke sini, kamu akan mengerti sendiri. Kalau nggak, kenapa ada hal