Setelah melewati semalaman penuh gelora dengan paman angkatnya, Janice Sinclair mengalami penderitaan selama delapan tahun penuh. Saat dia mengakhiri hidupnya sambil memegang guci abu putrinya, Jason Karim malah sedang mengadakan pesta ulang tahun bagi cinta pertama dan putranya. Begitu membuka matanya kembali, Janice telah terlahir kembali di kehidupan keduanya. Dia bertekad untuk membuat Jason menanggung konsekuensinya! Di kehidupan sebelumnya, Janice telah berusaha menjelaskan, tetapi Jason tetap menuduhnya menaruh obat perangsang karena ingin meniduri Jason. Di kehidupan ini, Janice memutuskan hubungan dengan Jason di depan semua orang! Di kehidupan sebelumnya, kekasih idaman Jason mencuri sketsa desain Janice. Jason malah menuduh Janice yang suka cemburuan. Di kehidupan ini, Janice akan akan menginjak wanita itu dan berdiri di atas podium sebagai pemenang! Di kehidupan sebelumnya, Janice difitnah dan dituduh menjahati Vania dan Jason selalu membela wanita itu. Di kehidupan ini, dia akan menampar keras wajah Vania! Jason mengira Janice akan selalu mencintainya seperti dulu. Namun saat Janice berbalik dan pergi tanpa menoleh sama sekali, Jason malah panik. Dengan mata memerah, Jason menarik tangannya dan berkata, "Janice, jangan tinggalkan aku. Bawa aku bersamamu, ya?"
View MoreYuvan?Janice membuka mata, lalu segera menopang tubuhnya untuk duduk. Tubuhnya belum terbiasa, jadi sempat goyah dan hampir tidak berdiri stabil.Jason cepat-cepat maju untuk menahannya. "Kamu sakit?""Nggak, cuma barusan kalian bilang apa soal Yuvan?" Janice mengusap pelipisnya, balik bertanya.Norman melirik Jason, lalu menjelaskan, "Pak Jason juga merasa kemunculan Yvonne terlalu kebetulan, jadi aku diminta menyelidiki. Sementara ini, sepertinya memang hanya kebetulan.""Kelihatannya memang aku yang terlalu banyak pikiran," ucap Janice."Aku keluar dulu." Norman meletakkan dokumen, lalu berbalik pergi.Janice melirik meja kerja, menemukan tumpukan berkas yang tadinya menggunung sudah banyak dibereskan Jason. Dia mengerutkan kening. "Kamu nggak tidur?"Jason menekan sudut matanya. "Tadi tidur setengah jam.""Baru setengah jam? Mana cukup!""Nggak apa-apa, sudah lebih sepuluh menit dari biasanya," jawab Jason dengan tenang, seolah-olah sudah terbiasa.Janice tertegun, baru menyadari
Jason meletakkan makanan ke piring Janice. "Aku nggak tahu. Mau tanya apa?"Janice tidak tahu bagaimana membuka mulut untuk sesaat. Dia ragu, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada."Jason meliriknya. "Janice, aku akan berhati-hati. Kalau kamu merasa nggak nyaman, kamu harus bilang. Aku sudah pernah bilang, ke depannya kita bisa pelan-pelan membicarakan semua hal."Janice menatap matanya, hatinya terasa lembut. Dia tidak mau berbicara, takut Jason menganggap dirinya terlalu sensitif. Namun, sebagai seseorang yang sudah hidup dua kali, dia memang lebih peka pada orang dan keadaan sekitar."Kalian ngobrol apa tadi?" tanya Janice."Yuvan kira Yvonne yang antar makanan, jadi dia minta aku ikut coba masakan ibunya." Jason menjawab dengan jujur.Janice menekan bibirnya. Entah itu basa-basi atau sungguh-sungguh, ucapan Yuvan memang tidak ada masalah."Benar-benar kebetulan, aku datang bareng Yvonne buat antar makanan."Jika bukan karena melihat Restoran Ivy Garden di jalan, Janice sebenarnya tidak
"Terima kasih, Pak Jason," kata Yuvan.Saat Yuvan baru saja meneguk airnya sedikit, terdengar ketukan di pintu.Yuvan meletakkan cangkirnya dengan panik. "Pak Jason, maaf, mungkin itu adikku. Ibuku menyuruhnya mengantar makanan untukku, aku lupa bilang padanya agar jangan mengetuk pintu. Pak Jason, kamu juga belum makan. Bagaimana kalau kita makan bersama-sama saja? Masakan ibuku lumayan enak."Jason melirik jam tangannya. "Nggak usah, kamu saja yang makan."Begitu Jason selesai berbicara, pintu kantor langsung terbuka."Bonbon ...."Yuvan baru saja memanggil nama panggilan adiknya, tetapi yang muncul dari belakang Norman ternyata adalah seorang wanita yang cantik dan memesona. Dia pernah melihat wanita ini di internet, wanita itu adalah Janice. Dia merasa foto-foto di internet bahkan tidak sampai 10% dari kecantikan Janice yang sebenarnya.Cahaya matahari di siang hari itu bersinar dengan terang dan tepat menyinari Janice yang perlahan-lahan berjalan mendekat. Wajah putihnya yang dila
Sepuluh menit kemudian, Norman turun dari lantai atas. "Bu Janice, kamu sudah datang ya.""Nggak mengganggu kalian, 'kan?" tanya Janice."Nggak. Pak Jason sedang berbicara dengan orang lain, kamu mungkin harus menunggu sebentar," jelas Norman."Nggak apa-apa," balas Janice sambil tersenyum. Untung saja tadi dia minta pihak restoran untuk memakai tas penghangat.Saat pintu lift akan tutup, terdengar suara yang cukup familier dari luar. "Tunggu sebentar."Begitu pintu lift kembali terbuka, Janice terkejut saat melihat orang itu ternyata adalah Yvonne. "Yvonne?"Mengapa Yvonne bisa datang ke Grup Bakara?Yvonne juga sempat tertegun, lalu buru-buru menggenggam erat tas penghangat di tangannya.Janice melirik benda di tangan Yvonne, jelas sekali isinya adalah makanan."Bu Janice, Pak Norman, kebetulan sekali. Hari ini aku libur, jadi ibuku menyuruhku mengantar makanan untuk kakakku. Belakangan ini dia sibuk sekali sampai lupa makan, jadi sering sakit mag. Ibuku khawatir sakitnya akan makin
Arya langsung tertegun dan matanya berputar-putar. "Janice, jangan bilang ada orang di belakangku.""Hehe."Janice berdiri, lalu menatap ke belakang Arya. "Bu Rensia."Rensia mengenakan mantel wol panjang berwarna biru yang halus, membuat wajahnya terlihat tegas sekaligus menawan. Jika dia mengaku akan menjadi model, orang-orang juga akan percaya. Namun, kantong plastik supermarket di tangannya agak mencolok, apalagi ada dua batang ubi yang menyembur keluar dari kantong itu.Dengan sepatu hak tingginya, Rensia mendekati Arya dan melemparkan kantong itu ke tangan Arya. "Kenapa berhenti? Aku juga mau dengar kisah cinta Dokter Arya.""Kisah cinta apa? Nggak ada cinta," kata Arya yang kewalahan."Hanya suka ya, aku mengerti kok," kata Rensia sambil tersenyum palsu.Merasa ada yang tidak beres, Janice buru-buru berdiri. "Itu ... aku pamit dulu ya, aku nggak ganggu lagi."Arya segera menahan Janice. "Siapa nama guru itu? Nanti aku suruh temanku tanya."Janice langsung memelototi Arya. Apa Ar
"Guru privat untuk anak-anak?" tanya Arya yang baru pertama kali ini mendengar profesi seperti itu.Janice menjelaskan dengan singkat, "Seperti pengasuh bayi, tapi ini khusus buat anak-anak yang lebih besar. Sekarang Vega sedang di usia yang penasaran pada apa pun, jadi dia bermain dan belajar juga kalau ada guru yang profesional."Sebelumnya, Janice juga pernah berpikir untuk fokus menemani Vega di rumah, tetapi Jason menolak. Jason berkata saat ini Janice justru harus mengejar karier, Jason tidak ingin Janice merasa tidak berdaya seperti dahulu lagi. Dia adalah Janice baru seorang ibu. Mereka bisa mencari seorang guru profesional yang baik, sehingga dia bisa tetap melakukan hal-hal yang diinginkannya.Janice merasa perkataan Jason itu masuk akal, sehingga dia pun setuju. Namun, karena mempertimbangkan hubungannya dengan Vega, Jason meminta bantuan kenalan terpercaya untuk mencarikan guru itu.Arya berkata dengan penasaran, "orang ini bisa buat Jason langsung setuju? Dengan sifatnya y
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments