“Wah, payudara mu sangat besar, Nada. Tanganku bahkan sampai nggak muat,” bisik Gio sambil terus meng grepe grepe toket super jumbo milik Nada.
“Jangan, Pak! Tolong lepaskan.” Nada hendak menyikut tubuh Gio, tapi pria itu langsung memeluknya dan kini memasukkan tangan ke balik seragam ketat yang dikenakan oleh Nada.
Tangan itu mulai menyentuh gunung besar di balik bra. Gio meremas-remas nya dan hendak menurunkan bra di dada Nada. Tapi tiba-tiba ….
Ceklek!
Tiba-tiba, suara pintu yang berderit keras memecah keheningan. Nada tersentak. Tubuhnya yang tadi masih berada dalam pelukan Gio langsung terdorong mundur. Gio pun bereaksi cepat, melepaskan pelukannya dan mundur dengan gugup, lalu buru-buru duduk di kursinya.
“Pak Gio!” bisik Nada, napasnya masih terengah-engah, tubuhnya gemetar hebat. Dia menoleh ke arah pintu, jantungnya berdebar kencang.
Begitu pintu terbuka, nampak seorang wanita masuk ke dalam ruangan, langkahnya tegas namun elegan. Seragam coklat yang dia kenakan melekat rapi