Chapter: Bab 235Beberapa bulan kemudian …. Cahaya senja membias indah di langit kota. Lembut dan keemasan, seolah langit pun ikut merayakan hari bahagia itu. Di sebuah gedung pernikahan yang elegan namun sederhana, Nada berdiri anggun dalam balutan kebaya putih gading berhias payet, rambutnya ditata sanggul renda
Last Updated: 2025-07-26
Chapter: Bab 234“Astaga! Itu … itu kan Pak Gio? Guru kita, Ayu!” Nada menutup mulutnya dengan telapak tangan, suaranya nyaris tercekat di tenggorokan. Mata Ayu membelalak tak percaya. “Enggak mungkin. Dia kan di penjara! Kita lihat sendiri dia dibawa polisi waktu itu.” “Tenang. Jangan terburu-buru. Kita tunggu
Last Updated: 2025-07-26
Chapter: Bab 233Tepat lima hari sejak Daffa terbaring koma di rumah sakit, kabut tebal mulai turun pelan menutupi jalan-jalan kota. Malam menjelma menjadi sosok yang menakutkan, seolah ikut menyembunyikan sesuatu. Langit mendung, tanpa bintang, dan udara terasa lembab karena hujan yang baru saja reda. Jalanan tam
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Bab 232“Daffa!” Jerit Nada mengoyak keheningan malam. Ia mematung, matanya menatap shock dan tak percaya. Tubuh Daffa terhempas karena tabrakan keras oleh mobil itu. Kini tubuh malang tersebut tergeletak di aspal. Darah menggenang dari pelipis dan dada kirinya. Orang-orang mulai berkumpul. Lampu mobil-mo
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: Bab 231Langit mendung menggantung rendah sore itu. Petir samar menggeram dari kejauhan, seolah bumi pun tahu bahwa badai baru saja dimulai, bukan hanya di langit, tapi juga di hati manusia. Di dalam rumahnya yang kini terasa sempit meski luas, Hadi berjalan mondar-mandir dengan napas tersengal. Kertas anc
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: Bab 230“Sialan!” geram pria paruh baya itu. Tangan Hadi masih menggenggam kertas lusuh yang tadi terlipat di bawah batu. Angin malam menerpa wajahnya yang penuh peluh, meski suhu udara di luar tidak panas sama sekali. Lampu jalan berkedip pelan di kejauhan, menciptakan bayangan panjang di atas aspal yang
Last Updated: 2025-07-14
Chapter: Bab 10. Dimana Kamu, Kinara?10"Kinara? Apa ini benar-benar kamu?" tanya gadis bernama Hanna itu. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut tapi juga senang."Iya, Hanna. Ini aku, dan ini adikku, Karina." Kinara mengangguk.Hanna mendekat dengan langkah cepat, memandang Karina yang sedang terkulai lemah dengan ekspresi penuh rasa khawatir.“Iya, Kinara. Aku ingat dia. Dulu dia sering bermain sama aku saat aku berkunjung ke rumahmu. Apa yang terjadi dengan Karina?” Hanna bertanya, nada suaranya mengandung rasa penasaran yang dalam.Kinara menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata."Karina sedang sakit parah, Hanna. Kami harus pergi dari rumah karena ada masalah di rumah, dan sekarang kami tidak tahu harus pergi ke mana." Kinara mengatakan semua permasalahannya kepada Hanna.Hanya saja, dia sengaja tak mengatakan tentang masalah apa yang sudah menimpanya. Kinara tak ingin mengingat itu lagi, karena saat ini yang terpenting adalah ia dan Karina bisa pergi sejauh mungkin
Last Updated: 2025-07-17
Chapter: Bab 9. Karina KesakitanHiruk pikuk kendaraan seakan menyambut dua kakak beradik yang kini sedang melangkah pergi semakin jauh dari rumah mereka.Kinara mengajak Karina menuju ke halte bis dan menunggu di sana. Cukup lama mereka menunggu, bahkan Karina sudah terlihat sangat kelelahan."Karina, kamu capek?" tanya Kinara khawatir pada keadaan sang adik."Iya, Kak. Perut aku sakit," rintih Karina sembari memegangi perutnya yang kian terasa sakit.Air mata Kinara mulai menitik, menatap penuh kasihan pada adiknya itu. Kinara segera mendekap tubuh Karina dengan sangat erat, lalu mendaratkan kecupan di puncak kepala sang adik. Gadis itu tak hentinya menitikkan air matanya."Maafkan kakak, Karina. Kamu harus jadi seperti ini karena kakak," sesal Kinara dalam hatinya, sambil tetap memeluk Karina.Cukup lama mereka menunggu dengan saling berpelukan. Hingga selang beberapa menit kemudian, bis pun berhenti di halte tersebut.Wajah Kinara nampak riang saat melihat kedatangan bis tersebut."Karina, bisnya datang. Ayo kita
Last Updated: 2024-02-05
Chapter: Bab 8. Memutuskan PergiKinara sama sekali tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, ketika Gina tak sengaja mengingatkannya pada kejadian tadi malam. Kejadian yang sudah menghancurkan hidupnya dan mungkin seumur hidup tak akan pernah bisa dia lupakan.Begitu mendengar tentang nomor 2305 itu, membuat tangan Kinara tiba-tiba gemetar. Sendok besar yang tadi digunakan untuk mengaduk sayur tiba-tiba terjatuh di lantai begitu saja. Bahkan sebagian kuah sayur yang panas itu tumpah dan mengenai kakinya.Trangg!"Aaaa." Kinara menjerit kecil, ketika dia merasakan kakinya begitu panas terkena cipratan kuah sayurnya."Kinara, kamu kenapa?" Gina bertanya dengan paniknya.Gadis itu pun juga merasa terkejut ketika sendok besar jatuh dari tangan Kinara. Lebih terkejut lagi ketika dia melihat Kinara yang merintih kesakitan sambil memegangi kakinya."Kinara, kaki kamu melepuh?" pekik Gina seraya membungkam mulutnya sendiri.Baik Gina maupun Kinara sama-sama terkejut dan refleks menoleh ke arah kaki Kinara, di mana kaki gadis
Last Updated: 2024-02-04
Chapter: Bab 7. Gina Memberitahu KinaraWajah tampan William terlihat begitu bahagia dan berseri-seri ketika ia telah mendapatkan alamat rumah Kinara dari Gina. Dengan cepat pria itu segera melajukan mobilnya menuju ke alamat yang baru saja diperolehnya itu."Tunggu aku, Kinara. Aku datang," gumam Wiliam sembari tetap memfokuskan pandangannya pada jalanan yang ada di hadapannya.Besar keinginan dalam hatinya untuk meminta maaf kepada Kinara atas kesalahan yang sama sekali tak dia sengaja. Biar bagaimanapun juga William akan tetap bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Kinara.Pria itu bahkan sudah menyiapkan sejumlah uang yang sangat besar, jika nanti Kinara akan meminta pertanggungjawabannya."Berapa pun yang gadis itu minta, pasti aku akan memberikannya sebagai bentuk dari tanggung jawabku." Pria itu berkata kepada dirinya sendiri.Namun, baru beberapa menit ia berkendara meninggalkan kawasan hotel, tiba-tiba saja ia mendapatkan telepon dari asisten kepercayaannya.Kring, kring, kring.Suara dering ponselnya berbunyi
Last Updated: 2024-02-03
Chapter: Bab 6. Halusinasi"Ka … kamu?"Kedua mata Kinara membelalak tak percaya. Seluruh tubuhnya mendadak terasa gemetar, saat ia melihat sosok pria itu berada tepat di belakangnya dalam cahaya yang remang-remang, sehingga ia sama sekali tak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas."Kamu sangat cantik, Kinara," puji pria itu dengan suara baritonnya yang masih terngiang jelas di telinga Kinara."A … apa yang kamu lakukan di sini?" Kinara bertanya dengan bibirnya yang bergetar.Namun, pria itu sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Kinara. Tanpa diduga, kedua tangan kekarnya segera melingkar di perut ramping Kinara yang masih tertutup handuk. Seluruh tubuh Kinara meremang, ketika ia merasakan hangatnya lengan pria itu memeluk tubuhnya."Apa … apa yang kamu lakukan?" Tubuh Kinara terasa membeku. Sungguh dia sangat membenci pria yang kini tengah memeluknya itu, tetapi entah kenapa tubuhnya seakan tak bisa bergerak dan malah membiarkan tangan pria itu menjamah tubuhnya."Tolong, jangan lakukan ini," pinta Kina
Last Updated: 2024-02-02
Chapter: Bab 5. Tangisan KinaraKejadian malam tadi bersama dengan pria asing yang sudah menghancurkan kehormatannya, sungguh tak bisa dilupakan begitu saja oleh Kinara. Semejak keluar dari kamar hotel yang menjadi saksi kehancuran hidupnya itu, Kinara tak hentinya terus menitikkan air matanya.Dengan lutut yang terasa begitu lemas, Kinara melangkah gontai menuju ke luar gedung hotel tersebut. Suasana masih terlalu pagi, sehingga belum terlalu banyak tamu dan pegawai hotel yang berlalu lalang di sana.Sebenarnya Kinara juga sudah harus pulang pagi nanti, tapi kini dia memutuskan untuk pulang lebih awal. Rasanya ia tak ingin berlama-lama di tempat itu, karena bayangan buruk malam tadi akan kembali hinggap di pikirannya.Tangan mungilnya tampak membuka pintu gerbang hotel itu perlahan. Jam yang masih terlalu pagi, membuat kendaraan belum banyak berlalu lalang. Kinara memutuskan untuk naik bis saja.Tak lama, terlihat sebuah bis yang berhenti tepat di depannya. Kinara melangkah dengan lemah, dikarenakan bagian inti tub
Last Updated: 2023-12-28

Jerat Ranjang Sang Aktor
Karena dijebak oleh seseorang yang menginginkan tubuhnya, Elara justru tak sengaja tidur bersama dengan seorang pria yang sangat familiar baginya.
Bukan familiar karena pria itu adalah rekan maupun keluarganya, tetapi karena pria itu merupakan sosok yang selama ini sering menampakkan wajahnya di layar televisi maupun di situs internet.
Elara terbangun dengan kebingungan, karena dia mendapati tubuh polosnya tanpa sehelai benang pun. Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah karena saat itu dia sedang berada di balik sebuah selimut bersama dengan pria yang sama sekali tak asing baginya.
"Arion Kyle?"
Ingin rasanya Elara berteriak dan menjerit kegirangan saat itu. Namun, begitu menyadari bahwa dirinya dan aktor itu sama-sama tak mengenakan busana, seketika rasa senang itu pun berubah menjadi kebencian. Elara segera membangunkan Arion dan langsung marah-marah.
"Siapa kamu?" Pria itu bertanya dalam bahasa inggris.
Elara benar-benar emosi karena pria itu bersikap seolah tak mengenalinya. Padahal ia yakin bahwa sang aktor juga pasti mengenal dirinya sebagai seorang model papan atas, dan tak bisa dipungkiri lagi bahwa Arion juga menginginkan tubuh indahnya, sama seperti para pria yang lain.
Elara pun menuduh bahwa Arion telah menodainya, tetapi aktor berusia 30 tahun itu justru terlihat santai dan tersenyum sinis ke arah Elara.
"Aku menodaimu? Apa kamu tidak ingat, jika kamu yang menerobos masuk ke dalam kamarku dan meminta bantuanku untuk menyentuh tubuhmu?"
Read
Chapter: Bab 6. Selalu Mengingatmu Berlin, Jerman.Kini di sebuah club malam yang sangat ramai, lampu warna-warni terlihat sangat jelas memenuhi ruangan. Suara musik yang keras, menghantam indra pendengaran orang-orang yang ada disana.Tepat di sebuah club malam berbintang, Arion baru saja mendudukkan bokongnya di salah satu sofa. Namun, seketika pria itu terperanjat kaget ketika seorang gadis cantik nan berpakaian setengah terbuka, langsung menghampiri dan duduk di pahanya."Aku sangat merindukanmu, baby," bisik Liza, dengan tangan yang sudah melingkar di leher Arion."Aku juga merindukanmu, baby," bisik Arion, yang kini mulai ikut melingkarkan tangannya pada pinggang ramping milik Liza.Pria itu tersenyum menatap wajah cantik kekasihnya yang lama tidak dia lihat. Liza menangkup kedua pipi Arion, lalu dengan lembut ia mengelus pipi kekasihnya itu."Tapi kamu masih cinta padaku kan, Sayang?" tanya Liza tanpa ragu, dan membuat Arion lekas menganggukkan kepalanya.
Last Updated: 2024-03-29
Chapter: Bab 5. Pria Jahat Itu Lagi Prok, prok, prok.Suara ketukan high heels beradu dengan kerasnya lantai keramik, terdengar sangat cepat, seiring dengan langkah seorang gadis yang sedang berjalan dengan setengah berlari menuju pintu keluar sebuah hotel berbintang lima. Dengan langkah cepat, ia terus saja berjalan sambil sesekali menyeka air mata yang berjatuhan begitu saja membasahi wajah cantiknya."Brengsek! Semua ini gara-gara Revand sialan itu. Aku harus bikin perhitungan sama dia," geram Elara yang sudah tiba di depan hotel.Karena ia memang tak membawa mobil ke hotel tersebut, maka Elara sudah memutuskan untuk memesan taksi online. Tak perlu menunggu lama, karena akhirnya taksi yang dipesannya itu segera tiba di hadapannya. Taksi itu pun lalu meluncur menuju ke sebuah bangunan apartemen yang cukup mewah, tempat dimana Elara tinggal selama ini.Elara bergegas turun dari taksi, setelah membayar ongkos sesuai dengan argo. Gadis cantik nan bertubuh seksi itu pun berjalan cepat
Last Updated: 2024-03-27
Chapter: Bab 4. Pertemuan Pertama dan Terakhir Elara terus berusaha menutupi tubuh polosnya dengan sehelai selimut, yang saat ini juga tengah menutupi tubuh indah nan menawan milik Arion. Jujur saja sebenarnya ia masih merasa geram, karena sedari tadi pria itu terlihat selalu menatap remeh ke arahnya. Bahkan Elara bisa melihat, kalau Arion terus saja mencuri pandang untuk memanjakan kedua matanya dengan setiap inci keindahan dari tubuh Elara.Merasa bahwa Arion terus saja memperhatikan tubuh indahnya, membuat Elara segera menarik selimut ke arahnya dengan maksud untuk menutupi seluruh tubuhnya, tanpa seinci pun yang akan bisa dilihat oleh sang aktor. Namun, rupanya apa yang dilakukan oleh Elara itu justru menimbulkan pemandangan tak terduga. Bagaimana tidak?Saat ia menarik selimut ke arahnya, justru hal itu membuat selimut tergeser dari tubuh Arion, membuat tubuh polos pria itu terekspose sempurna. Bahkan Elara bisa melihat, bahwa bagian bawah pria itu masih berdiri tegak dengan gagahnya."Aaa … apa y
Last Updated: 2024-03-26
Chapter: Bab 3. Tolong Sentuh Aku"Aaaa!" Elara menjerit begitu kencang, dan refleks semakin merapatkan kedua telapak tangannya untuk menutup kedua tangannya.Sementara itu, pria yang sedang berbaring di atas ranjang dengan hanya mengenakan celana boxer itu, terlihat sangat terkejut mendengar teriakan Elara.Ia sontak melihat ke tempat Elara berdiri saat ini, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang gadis asing yang sudah berada di dalam kamarnya. Dengan terburu-buru, pria itu pun bergegas turun dari ranjang dan mengambil bathrobe yang tergantung tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.Setelah selesai mengenakan bathrobe-nya, pria asing itu pun segera berjalan mendekat ke arah Elara dengan sorot mata yang begitu tajam dan sangatlah menakutkan.Brakk!"Hey, siapa kamu?" bentak pria itu setelah sebelumnya ia menggebrak pintu yang sedang Elara gunakan untuk bersandar saat ini.Elara benar-benar merasa sangat ketakutan sekarang. Bahkan ingin rasanya ia bisa menghilang secara tiba-tiba dari hadapan pria itu, kare
Last Updated: 2024-02-18
Chapter: Bab 2. Efek Obat Perangsang"Arrggh, apa yang terjadi padaku? Kenapa tubuhku mendadak jadi seperti ini?" Elara mengerang, merasakan keanehan yang terus menjalari sekujur tubuhnya.“Ada apa dengan aku?” bisik Elara dalam hati.Elara merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya. Sesuatu yang membuatnya merasa kepanasan. Bukan kepanasan akibat cuaca seperti pada umumnya, melainkan rasa kepanasan yang sama sekali tak pernah dia rasakan sebelumnya.“Kenapa tubuhku jadi seperti ini? Rasanya sangat aneh.” ucap Elara sambil memegang tengkuknya.Elara merasa kepanasan usai meminum segelas lemon tea, minuman pesanannya. Lemon tea yang memiliki perpaduan rasa manis dan juga asam dari perasaan jeruk itu seharusnya memberikan rasa kesegaran pada dirinya namun, justru sebaliknya. Dia merasa aneh pada seluruh tubuhnya. Tubuhnya seolah makin panas namun bukan panas pada umumnya.“Kok rasanya panas ya di sini? Aneh sekali.” ucap Elara sambil berkipas menggunakan tangannya.Ia terlihat sangat gelisah dan benar-benar tak nyaman. Se
Last Updated: 2024-02-18
Chapter: Bab 1. Club Malam"Ayo joget lagi! Ayo lagi!"Suara riuh dan membahana terdengar begitu memekakkan telinga, tetapi suara musik yang begitu menggelegar terlihat sangat dinikmati oleh para pengunjung bar yang identik dengan dunia gemerlap. Para manusia itu tampak sedang berjoget dan bernyanyi seraya menggerakkan tubuh dengan begitu erotis, menikmati setiap alunan musik yang membuat tubuh mereka seakan mendapat tarikan magnet untuk berjoget dan meliuk-liuk.Bahkan terlihat beberapa pasangan yang asyik berciuman dan bercumbu di tempat tersebut, tanpa mempunyai rasa malu karena disaksikan oleh beribu pasang mata. Beberapa dari mereka bahkan terlihat sudah hampir setengah telanjang, dengan pakaian yang sudah nyaris lolos dari tubuh para pasangan mesum tersebut.Seorang pria bertopi hitam terlihat sedang berjalan keluar dari bar dengan langkah sempoyongan. Pria itu sedang asyik menenteng botol minuman keras di tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk meraba-raba jalan yang akan dilaluinya. S
Last Updated: 2024-02-18