“Daffa, ahh. Apa yang kamu lakukan?” Nada susah payah menahan desahannya, saat dia merasakan celana d4lam nya di bawah sana digeser oleh Daffa.
“Nggak ada apa-apa kok, Nada. Aku hanya ingin membebaskan kamu dari rasa yang menyiksa ini.” Daffa menjawab dengan santai.
“Tapi, Daffa, ahh … ohh.” Nada kembali dibuat mendesah. Dia merasakan celana dalam nya sudah digeser oleh Daffa hingga sedikit menekan bibir vaginanya.
Daffa hanya tersenyum tanpa mengindahkan protes dari Nada. Sambil tetap menciumi bibir Nada dengan rakus, jari tengah Daffa pun mulai bergerilya, menerobos liang kenikmatan milik Nada yang sudah hangat dan sangat basah. Ia memasukkan jarinya itu perlahan, tapi mentok dan terhenti karena Nada tiba-tiba saja sudah memekik.
“Ah, Daffa. Ini sakit,” pekik Nada tertahan.
“Ah iya. Maaf, Nada. Aku lupa kalau kamu masih perawan.” Daffa kemudian menarik tubuhnya dari atas tubuh Nada. Pria itu bergerak turun, dan memposisikan wajahnya hingga kini berada tepat di depan kedua kaki Nada.