Cahaya fajar yang merah keemasan mulai menyusup masuk melalui celah jendela kayu, menandai dimulainya hari baru di Yè Níng Cūn. Tiānyin membuka mata dengan perlahan, tubuhnya bergerak dengan presisi yang telah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun. Seperti dua puluh tahun yang lalu, dia selalu terbangun di pagi buta, saat dunia masih terbungkus keheningan dan udara masih dingin menyentuh kulit.
Di sampingnya, Huànyǐng masih tertidur pulas dengan wajah damai. Helai rambut hitamnya tergerai menutupi sebagian pipi, napasnya teratur dan tenang. Pemandangan ini mengingatkan Tiānyin pada masa-masa di Zǐténg Ju dan Zǐténg Lan, ketika mereka masih remaja dan sering tertidur di tempat yang sama setelah berlatih hingga larut malam.
"Jiàn Yi," panggilnya dengan suara lembut, tangannya bergerak hati-hati menyentuh bahu Huànyǐng.
Huànyǐng hanya menggeliat pelan, bibirnya bergumam tidak jelas. "Chénxī... aku masih mengantuk..." keluh