Sementara itu, Tiānyin sudah menemui Tuan Ma yang sedang menikmati teh di taman belakang rumahnya. Pria paruh baya itu tampak terkejut melihat Tiānyin sudah bangun sepagi ini.
"Gōngzǐ, ada yang bisa saya bantu?" tanya Tuan Ma dengan hormat.
"Saya ingin meminjam kuil leluhur untuk menyucikan pedang yang ditinggalkan roh kemarin," jawab Tiānyin langsung pada intinya.
Tuan Ma mengangguk cepat. "Tentu saja, Gōngzǐ. Silakan, saya akan mengantarkan Anda ke sana."
Kuil leluhur Yè Níng Cūn terletak di ujung desa, bangunan sederhana namun penuh dengan kesakralan. Di dalamnya terdapat altar yang dihiasi berbagai perlengkapan persembahan dan dupa yang masih menyala.
Tiānyin berdoa dengan khidmat di depan altar, tangannya memegang pedang yang telah dibersihkan dari darah roh. Setelah berdoa, dia mulai memantrai pedang itu dengan konsentrasi penuh, energi spiritual mengalir dari tangannya menyelim