Héxié Zhìzūn tersenyum samar, hatinya lega melihat keduanya berlatih dalam harmoni. Mereka bukan hanya berlatih, tetapi juga berbincang dengan akrab. Atau lebih tepatnya, Huànyǐng yang mendominasi percakapan dengan suara cemprengnya yang khas.
"Kalian sepertinya sudah berteman," ujarnya santai, suaranya lembut bak melodi seruling yang mengalun di kejauhan.
Dua pemuda yang tengah beradu pandang itu sontak tersentak.
"Xiōngzhǎng!" Yue Tiānyin bergerak cepat, tubuhnya berputar dengan anggun sebelum berdiri tegak di atas kakinya seperti angin yang kembali diam setelah menari di udara.
Di sisi lain, Huànyǐng juga mencoba berdiri dengan anggun seperti Tiānyin. Namun sayang, gerakannya salah perhitungan.
"Aiyo! Chénxī! Pinggangku!" serunya panik saat tubuhnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.
Héxié Zhìzūn dan Tiānyin bergerak hampir bersamaan untuk menolongnya. Namun, begitu melihat sang adik lebih dulu bertind