Setelah mengetahui apa yang terjadi dengan murid yang kehilangan kendali itu, Bai Rong dan Bao Ziran berencana untuk pergi ke hutan untuk melihat-lihat.
Bao Ziran mengamati segel yang ada di sekitar hutan itu, “apa ini segel yang dibuat pemimpin sekte?”
“Ya. Tetua Yu mengatakan kalau ketua sekte mereka sendiri yang turun tangan langsung untuk membuat segel ini,” jawab Bai Rong.
“Yang Mulia, apa kita akan menerebos langsung masuk ke dalam hutan?” tanyanya pada Bao Ziran.
Bao Ziran menggelengkan kepalanya, “segel ini akan memberitahu pembuatnya saat dirusak.”
“Jadi apa yang harus kita lakukan?”
Bao Ziran merenung menatap ke kedalaman hutan untuk menerawang tapi seseorang tiba-tiba memanggilnya.
“Bai Ziran,” panggil suara muda yang penuh energik.
Bao Ziran berbalik dan mengangguk sopan pada Liu Jing yang baru datang, “Tuan Muda Liu,” sapanya.
“Hahaha kau seperti berbicara kepada orang asing aja. Kau bisa memanggilku Liu Jing. Bagaimanapun kita sudah mengalami hidup dan mati bersama. Kita