Sekar hampir saja melontarkan argumen tambahan, bibirnya sempat terbuka sedikit, tapi suara batuk kecil dari Ilham menyela ketegangan.
Lembut tapi jelas, Ilham berkata, “Raka benar. Akhir-akhir ini Ellie sering pergi tanpa pengawasan. Kalau dia sampai makan sembarangan di luar, siapa yang bisa bertanggung jawab?”
Nada suaranya tak menggurui, tapi cukup tegas untuk menumbuhkan jeda. Sekar terdiam, matanya menatap kosong sejenak ke arah jendela, seolah menimbang-nimbang di benaknya.
Aroma ayam kecap yang tersisa di meja makan masih menggantung di udara, namun tak satu pun dari mereka mengacuhkannya.
Usai makan siang, Raka bersiap kembali ke kantor. Dengan dasi yang belum sepenuhnya rapi dan tas kerja di tangan, ia berdiri dan bertanya, “Rencana kalian selanjutnya apa?”
Sekar menoleh, sorot matanya berubah hangat, senyum merekah di bibirnya. Ia menatap cucunya dengan pandangan lembut seperti kain halus yang membelai.
“Sudah lama Nenek nggak aja