Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia

Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia

last updateHuling Na-update : 2025-07-24
By:  Rizki AdindaIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Mga Ratings. 4 Rebyu
236Mga Kabanata
18.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Demi pengobatan sang ayah yang sekarat, Kirana terpaksa menerima sebuah pernikahan dengan Raka, laki-laki yang dia cintai dan kebetulan didesak pernikahan oleh keluarganya. Sayangnya, hati Raka masih terpaut pada wanita lain yang tak direstui ayahnya. Setelah tiga tahun Kirana pun menyerah. Ia pergi setelah menghabiskan malam pertama dan terakhir dengan sang suami. Namun siapa sangka, Kirana justru mengandung anak Raka?

view more

Kabanata 1

Bab 1: Malam Terakhir

"Emmph..."

Sebuah desah halus pecah di udara, seperti hembusan angin yang nyaris tak terdengar, saat bibir Kirana menyentuh bibir Raka yang sedang tertidur.

Ia menunduk perlahan, ragu, seakan takut gerakannya akan membangunkan dunia. Jantungnya berdebar tak karuan—bukan karena cinta yang bersemi, tapi karena luka yang menganga.

Sudah tiga tahun ia menjadi istri Raka Pradana, pria dengan sorot mata sedingin musim dingin yang tak pernah menyambutnya dengan hangat.

Tiga tahun berlalu, dan tidak sekalipun Raka menyentuhnya, bahkan sekadar menatapnya dengan pandangan seorang suami.

Bayangan Zelina Pratama—sang mantan kekasih—masih tinggal di mata Raka. Dan Kirana tahu, ia tak pernah benar-benar hadir di hati pria itu.

Tapi malam ini, Kirana ingin menjadi egois. Untuk pertama kalinya. Dan mungkin... yang terakhir.

Ia mengecup bibir Raka dengan penuh perasaan yang terpendam, menggigit isak yang ingin meledak dari dadanya.

Hangat bibir itu tak menyambut, tapi Kirana terus mencium, mengukir kenangan yang kelak akan ia simpan dalam diam.

Lalu tiba-tiba—

"Kirana! Apa yang kau lakukan?!"

Raka terbangun dengan kasar. Rahangnya mengeras, matanya menyorot seperti bara yang baru tersulut.

Kirana terperanjat, matanya membulat. "Aku..."

Tapi sebelum sempat menjelaskan, dunia mendadak berubah. Tatapan Raka menggelap, dan entah apa yang terjadi, atmosfer di kamar itu mendadak berubah.

Seperti api yang membakar tiba-tiba, dingin antara mereka lenyap, digantikan badai hasrat yang liar dan membingungkan.

Rintihan dan desah napas memenuhi ruang kamar yang temaram, seperti simfoni asing yang selama ini tak pernah mereka kenal.

Tubuh mereka menyatu, bukan karena cinta, melainkan ledakan rasa yang selama ini terpendam, tak pernah tersentuh.

Dan saat fajar mulai menyingsing, Kirana membuka mata dalam keheningan.

Ia beringsut pelan dari tempat tidur, menyibak selimut yang masih hangat dengan hati-hati, seakan takut membangunkan kembali mimpi yang baru saja mereka lalui.

Kakinya melangkah perlahan ke meja kecil di sudut kamar. Lampu tidur berwarna lembut memantulkan bayangannya di dinding.

Tangannya gemetar saat menarik laci. Sebuah map putih terselip di sana, isinya: dokumen perceraian.

Sudah ditandatangani sejak lama, disimpan rapi, menunggu momen yang tepat.

Hari ini, momen itu datang.

Kirana menaruh map itu di atas meja, tepat di samping tempat tidur. Pandangannya terarah pada sosok Raka yang masih terlelap, wajahnya damai untuk pertama kalinya.

Namun di hati Kirana, badai tak berhenti.

"Raka..." gumamnya nyaris tanpa suara, tapi gemanya terasa keras di dalam hatinya sendiri. "Mulai hari ini, aku akan membebaskanmu. Tidak ada lagi ikatan di antara kita."

Ia melangkah keluar dari kamar itu dengan kepala tegak, meski hatinya terjatuh berkeping-keping. Cahaya matahari pagi mulai menyelinap dari balik tirai, menyinari jejak langkah terakhirnya sebagai istri Raka Pradana.

Tujuh tahun. Itulah lamanya Kirana mencintai pria itu. Dari masa putih abu-abu, hingga bangku kuliah yang mempertemukan mereka kembali.

Cintanya tumbuh tenang, tapi tak pernah padam—seperti akar pohon yang terus merayap dalam diam, kuat, dalam, tak terlihat.

Namun hidup bukan cerita dongeng.

Raka menikahinya bukan karena cinta, melainkan karena permintaan terakhir sang kakek yang sekarat.

Permintaan yang disambut bahagia oleh ibu tiri Kirana dan suaminya—ayah tiri Kirana—yang lebih tertarik pada status dan gengsi ketimbang kebahagiaan anak mereka.

Kirana masih mengingat malam sebelum pernikahan itu. Masih teringat jelas denting gelas, gelak tawa, harapan yang berputar seperti tarian lampu gantung.

Sebelum satu kalimat menghancurkan segalanya.

“Kirana, yang ingin kunikahi itu Zelina Pratama. Bukan kamu. Aku nggak pernah mencintaimu. Hanya Zelina yang pantas jadi istriku. Kamu… tidak cukup untukku.”

Duri itu tertanam dalam. Tapi Kirana memilih mengubur luka dan menjalani peran sebagai istri. Kini, ia memilih jalan keluar—jalan yang mungkin menyakitkan, tapi memberi kebebasan.

“Semoga pilihanku tidak salah…”

Raka terbangun saat matahari sudah tinggi. Sinar pagi menyusup lewat celah gorden, menari di wajahnya.

Tapi bukan sinar yang membangunkannya—melainkan kekosongan.

Kepalanya berat, seperti dihantam palu berkali-kali. Ia mengerjap, lalu memutar tubuh. Tangannya menyentuh sisi tempat tidur yang dingin.

Kirana tak ada di sana.

Selimut tergulung seadanya, seolah ditinggalkan terburu-buru. Pandangannya menyapu kamar, dan berhenti pada meja di sudut.

Di atasnya, sebuah map cokelat mencolok menanti. Jantung Raka mencelos.

Ia bangkit, meraih map itu. Matanya menajam, membacanya sekilas—Surat Perceraian.

“Pertama dia… memaksaku semalam… lalu sekarang dia mau pergi? Cerai?” gumamnya, suara menggema penuh amarah.

“Apa dia pikir aku bisa dipermainkan sesuka hati?”

Ia mengenakan jaket dengan kasar, celana panjang ditarik cepat, lalu menuruni tangga tanpa peduli kancing yang belum tertutup rapat.

Langit, kepala pelayan tua yang setia, sudah berdiri di kaki tangga, seperti biasa. Tapi kali ini, ia tak menyambut dengan senyum.

“Kamu lihat Kirana?” tanya Raka, suaranya tajam, hampir menggonggong.

Langit menunduk sejenak, lalu menjawab dengan hati-hati, “Tuan Raka... Nyonya Kirana pergi sebelum matahari terbit. Dia membawa satu koper besar.”

Seketika, waktu seperti berhenti. Raka terdiam. Dunia, yang selalu ia kontrol dengan tangan besinya, kini goyah.

Ia ditinggalkan oleh perempuan yang selama ini nyaris tak ia perhitungkan.

"Sial..." desisnya pelan, wajahnya mengeras, rahangnya menegang. "Jika aku menemukannya, dia harus membayar semua... dengan mahal."

Namun jauh di dalam dirinya, ada sesuatu yang lain yang tak ingin ia akui. Bukan kemarahan. Bukan harga diri.

Tapi... ketakutan.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

default avatar
Gradiana
Baguss penasaraaan skli
2025-07-20 03:02:08
0
user avatar
Aditia Planton
bagus banget
2025-07-19 08:41:27
0
user avatar
Zhen Zhen
ceritanya kyak bayi kmbar 3 ini terjemahan atau gmn sih
2025-07-10 17:33:39
0
user avatar
Hamfa Merman
Kisah seorang wanita muda yang pergi ke ibu kota untuk meraih mimpi malah mendapati CEO luar biasa aneh yang tinggal tepat di sebelah kamar apartemen miliknya. Baca hanya di novel berjudul CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR. Dijamin seru, menegangkan, dan baku hantam serta adu mulut pun ada.
2025-06-25 15:30:16
0
236 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status