Setelah sehari dirawat di rumah sakit, akhirnya Nenek Galuh sudah diperbolehkan pulang pagi itu ditemani Arunika.
“Ray pergi ke perusahaan karena ada pekerjaan dadakan yang harus dikerjakan,” ucap Arunika agar Nenek Galuh tidak khawatir, “apalagi sekarang Raynar juga mengurus perusahaan Kakek agar tidak kolaps, jadi dia semakin sibuk,” imbuh Arunika sambil melangkah memegang tangan Nenek Galuh untuk membantu wanita itu berjalan.
“Nenek lega Raynar masih mau peduli dengan perusahaan kakeknya. Apalagi perusahaan itu nantinya akan menjadi miliknya,” balas Nenek Galuh.
Arunika terkejut. Dia menatap Nenek Galuh yang berdiri di sampingnya.
“Kamu pasti terkejut,” ucap Nenek Galuh sambil menepuk pelan punggung tangan Arunika yang menegang lengannya.
“Bagaimanapun Raynar adalah pewaris satu-satunya keluarga kami, jadi perusahaan itu akan jatuh ke tangannya juga,” imbuh Nenek Galuh lagi.
“Bagaimana dengan Stella, dia tetap cucu dari Kakek, kan?” tanya Arunika lagi.
“Dia diasingkan. Nenek lebih