Langit kota pagi itu kelabu, seakan mencerminkan apa yang dirasakan Alya dalam hatinya. Tubuhnya lemas, matanya berat, namun ia tetap melangkah masuk ke kantor Mahendra Corp dengan semangat yang dipaksakan.
Rasa pusing sudah ia rasakan sejak semalam, tetapi ia memilih mengabaikannya. Deadline laporan dan tugas dari Reline tak memberinya ruang untuk istirahat.
Semenjak kedekatannya dengan Johan semakin mencolok karena tugas-tugas bersama, suasana di divisi semakin aneh.
Beberapa staf mulai membisikkan gosip, beberapa lainnya hanya melemparkan senyum sinis. Reline pun menjadi lebih sering memberi tugas tambahan, seolah ingin menguji batas Alya walaupun sudah diperingatkan oleh Arsen waktu itu.
Pagi itu, Alya diminta menghadiri briefing mingguan bersama tim. Namun di tengah presentasi Reline yang menjelaskan strategi pemasaran kuartal berikutnya, pandangan Alya mulai kabur. Suara-suara di sekelilingnya terdengar seperti gema. Ia mencoba menahan diri, berdiri tegak sambil mencengkeram l