Bangun tidur aku tidak melihat Aksen di sampingku, di ruang tamu pun tidak ada. Sepertinya tidurku begitu nyenyak sampai tidak tahu kemana perginya Aksen.
“Dimana Aksen?” tanyaku penasaran kepada asisten yang stay di rumah.
Jangan tanya berapa banyak pengawalan di rumah ini. Walau sudah terbiasa dengan pengawalan ketika bersama daddy dan bunda. Namun, aku rasa Aksen semakin berlebihan belakangan ini. Apakah ini yang namanya posesif?
“Maksudnya tuan Aksen?” tanya asistennya, sengaja dia perjelas agar aku memanggil Aksen dengan sebutan tuan. Makin aneh kurasa!
“Hooh,” jawabku sedikit ketus.
"Dimana tuanmu?" tanyaku lagi. Aku juga heran kenapa sikapku ikut berubah. Apa karena pikiranku sudah teracuni dengan sikap Aksen yang palying victim?
"I ...itu, Nyonya."
"Itu kenapa?" tanyaku balik.
"Aksen kemana?" tanyaku lagi.
Terlihat sekali asistennya sedikit panik. Semakin ke sini aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada Aksen. Tidak Aksen, tidak pula Brayen. Apa sesulit ini mendapat