Aku langsung merebut ponsel yang dipegang bunda. Mereka saling menatap, rasa penasaran tentunya terlihat dari ekspresi mereka.
“Dek, itu siapa?” tanya daddy yang tidak bisa menyembunyikan penasarannya.
“Pakai sebut cinta-cinta segala,” jawab bunda terkekeh.
“Daddy sama bunda kayak gak pernah muda saja,” ucap abang Shaka membelaku. Bunda dan daddy sepertinya tidak mengenali suara abang Brayen.
Aduh, abang Brayen juga tidak mengerti sikon ketika menelpon. Bukannya dia bilang akan menelpon malam hari saja. Untung saja bisa terselamatkan. Kalau tidak bisa lama urusan dengan daddy dan bunda.
“Daddy senang, lah, adikmu bisa move on dari abangmu,” ujar Daddy yang membuat aku dan abang Shaka saling pandang.
“Ada yang kangen nih, dengan anak angkatnya.” Abang Shaka turut menggoda daddy.
“Daddy kalian itu, diam-diam tidak bisa move on dari anak angkatnya.” Bunda ikut meledek juga. Aku tak bisa berkata-kata lagi mendengar mereka. Tidak mungkin juga daddy bisa melupakan anak angkatnya.
“Kalian it