Kupandang wajahnya yang sedang terlelap tidur, wajah yang membuat siapa saja candu. Tanpa sengaja kubelai wajahnya, merasakan dari dekat rasa ini. Ah, sepertinya aku juga sudah bucin padamu sayang.
Tiba-tiba dia juga ikut memegang tanganku. Dia memang sangat pandai membuatku malu. Entah mengapa juga meski sudah sah menjadi suami istri rasanya masih tetap malu jika ketahuan terlihat bucin olehnya.
"Ada apa? Mau nambah lagi, sayang." Tu kan, sifat reseknya masih saja sering muncul.
"Gak usah malu sayang, kita ini suami istri sudah sah lahir bathin." Ih, dia pakai adegan mengacak-acak rambutku.