Angin kencang menyapu padang rumput luas Dataran Awan Perak, menggerakkan lautan rumput keperakan yang bergelombang seperti air.
Matahari senja memantulkan cahaya keemasan pada setiap helai rumput, menciptakan pemandangan menakjubkan yang biasanya akan membuat para pengembara berhenti untuk mengagumi keindahannya.
Namun sore itu, ketenangan padang rumput terganggu oleh derap langkah kaki yang menggema. Seorang pria berlari tertatih-tatih, napasnya terengah-engah, wajahnya pucat pasi.
Darah mengalir dari luka di bahunya, meninggalkan jejak merah di atas rumput perak. Pakaiannya yang dulunya mungkin terlihat mewah kini compang-camping dan kotor, menunjukkan bahwa ia telah melewati perjalanan panjang yang melelahkan.
"Berhenti kau, pencuri!" teriak suara kasar dari kejauhan.
Pria itu menoleh ke belakang dengan mata liar ketakutan. Enam sosok berpakaian hitam dengan topeng tengkorak mengejarnya, bergerak dengan kecepatan yang tidak wajar, melompati rumput tinggi dengan langkah-langkah rin