Spin off Warisan Artefak Kuno, Universe Benua Longhai dan Benua Podura. Kisah pembalasan dendam pewaris Raja Kelelawar Hitam, dengan Kultivasi Iblis
Lihat lebih banyak"Sesungguhnya aku kecewa," ujarnya dengan suara yang diubah oleh topeng. "Kalian mengadakan pesta tanpa mengundang tuan rumah yang sebenarnya?"Lin Zhao adalah yang pertama pulih dari keterkejutannya. Ia tertawa gugup, berusaha tampak tenang meski keringat dingin mulai membasahi dahinya."Apa maksudmu? Akulah yang mengundang Pemimpin An dan Pemimpin Yan ke sini. Dan siapa kau sebenarnya, berani menyamar sebagai Raja Kelelawar Hitam?"Rong Tian mendengus. "Ironis sekali, penipu menuduh yang asli sebagai penipu."Ia melangkah maju dengan tenang, setiap gerakannya penuh percaya diri. "An Ying dan Yan Mo tidak akan datang malam ini. Mereka sudah tahu siapa Raja Kelelawar Hitam yang asli, dan itu bukan kau, Lin Zhao."Hanim melangkah maju, matanya menyipit berbahaya. Aura Kuasi Eliksir Emas memancar kuat dari tubuhnya, menunjukkan kekuatan yang selama ini ia sembunyikan dengan baik."Jadi kau yang menghalangi mereka," desisnya. "Berani sekali kau mengganggu rencana kami."Rong Tian tertawa
Rong Tian melangkah maju dengan tenang. "Sudah kubilang, akulah Raja Kelelawar Hitam yang asli. Lin Zhao telah menipu kalian semua."An Ying, masih terjerat dalam Jaring Kegelapan, menggelengkan kepalanya keras. "Tidak! Kami telah melihat buktinya! Raja Kelelawar Hitam yang kami kenal memiliki pasukan mayat hidup yang legendaris!""Maksudmu seperti ini?" Rong Tian mengeluarkan seruling hitamnya. "Seruling Pemanggil Jiwa, warisan Raja Kelelawar Hitam yang asli."Ia mulai meniup seruling itu, menghasilkan melodi aneh yang terdengar seperti ratapan jiwa-jiwa yang tersiksa. Udara di sekitar mereka bergetar, suhu mendadak turun drastis. Kabut ungu di sekitar mereka berputar, membentuk dua sosok tinggi besar.Dari dalam kabut, muncul dua mayat hidup dengan pakaian Sekte Langit Murni yang telah usang.Wajah mereka pucat kebiruan, mata mereka kosong namun memancarkan kekuatan yang mengerikan. Mereka adalah Duan Meng dan Fan Liu, dua Penatua Sekte Langit Murni yang telah tewas dan kini menjadi
Senja mulai turun di Kota Biramaki. Bayangan-bayangan panjang terbentuk saat matahari perlahan tenggelam di balik pegunungan barat. Di kediamannya yang sederhana, Rong Tian duduk bersila di ruang meditasi, matanya terpejam namun pikirannya bergerak liar seperti angin badai.Kematian para pengemis di Kuil Tao Dewa Api terus menghantuinya. Mereka hanyalah orang-orang biasa yang tidak sengaja mendengar percakapan berbahaya—dan dibunuh karenanya. Ini bukan sekadar intrik istana lagi; ini adalah permainan nyawa yang kejam."Masalah ini sudah terlalu serius," gumamnya pada diri sendiri, membuka mata yang kini berkilat dingin. "Aku tidak bisa menunggu lagi."Rong Tian bangkit, melangkah ke sudut tersembunyi ruangan. Dengan gerakan cepat, ia menyingkirkan tikar bambu yang menutupi lantai, mengungkap pintu rahasia yang mengarah ke ruang bawah tanah. Di ruangan gelap itu, sebuah peti kayu hitam dengan ukiran naga dan kelelawar menunggunya.Ia membuka peti itu perlahan, mengungkap jubah hitam de
Kegelapan malam semakin pekat di Kuil Tao Dewa Api yang tua. Rong Tian perlahan bangkit dari posisi duduknya, merapikan jubah abu-abunya yang usang. Informasi yang baru saja ia dengar terlalu berharga untuk diabaikan. Ia harus segera mempersiapkan diri untuk pertemuan rahasia di Hutan Kabut Ungu besok malam."Hendak pergi, Saudara?" tanya pengemis tua berjenggot putih yang tadi menyapanya. "Malam masih panjang, dan di luar sangat dingin."Beberapa pengemis lain menoleh ke arah Rong Tian, wajah mereka menunjukkan keheranan. Seorang wanita setengah baya yang tadi ikut mendengarkan cerita Lao Wang mengerutkan keningnya."Tinggallah bersama kami, Anak Muda. Tidak aman berkeliaran di malam hari, apalagi dengan rumor tentang Raja Kelelawar Hitam yang berkeliaran."Rong Tian tersenyum tipis, menarik topi bambunya lebih rendah untuk menutupi wajahnya. "Terima kasih atas kebaikan kalian, tetapi saya ada urusan penting yang tidak bisa ditunda.""Urusan apa yang begitu penting hingga harus kelu
Siang itu, matahari bersinar terik di atas Kota Biramaki. Jalanan ramai oleh pedagang dan penduduk yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Di antara kerumunan, seorang pria muda berpakaian sederhana berjalan dengan langkah tenang.Jubah abu-abunya yang usang dan topi bambu lebar menutupi sebagian wajahnya, menyamarkan ketampanan yang biasa menarik perhatian.Rong Tian telah memilih penampilan seorang pengelana biasa hari ini—tidak terlalu miskin hingga menarik belas kasihan, namun tidak pula mencolok untuk mengundang perhatian. Sebuah tas kain tersampir di bahunya, berisi beberapa gulungan dan jimat yang tersembunyi dengan baik.Ia berjalan melewati pasar, sesekali berhenti di kedai teh pinggir jalan, mendengarkan percakapan para pedagang dan pengunjung. Telinganya yang terlatih menangkap berbagai informasi—dari harga beras yang naik hingga desas-desus tentang pergerakan pasukan di perbatasan barat."Kekaisaran Matahari Emas semakin berani," bisik seorang pedagang tua kepada temanny
Sinar matahari sore menerobos jendela lantai dua restoran mewah "Peony Merah", menyinari wajah cantik Hanim yang masih mengamati prosesi pemakaman Wakil Menteri Zhao yang bergerak perlahan di bawah. Bibirnya yang merah delima tersenyum tipis, matanya yang tajam tak lepas dari sosok Rong Tian yang kini membantu ayahnya menjauh dari kerumunan."Pemuda itu..." gumam Hanim, jemarinya yang lentik memainkan cangkir teh porselen. "Ada sesuatu yang tidak biasa darinya."Guru Negara Lin Zhao, pria paruh baya dengan jenggot tipis yang terawat, menyesap tehnya dengan tenang. Jubah kebesarannya yang berwarna biru tua dengan sulaman naga perak menunjukkan statusnya yang tinggi di istana."Apakah itu penting, Nona Hanim?" tanyanya dengan suara rendah. "Hanya seorang pemuda dari keluarga rendahan yang kebetulan memiliki refleks bagus."Hanim melirik Lin Zhao dengan tatapan tajam. "Jangan meremehkan hal-hal kecil, Guru Negara. Kau tahu sendiri bahwa kerikil kecil bisa menggagalkan roda kereta besar.
Kerumunan masih terpaku menyaksikan Zhao Hua yang tertelungkup di tanah, meronta-ronta seperti ditindih beban tak terlihat. Pemimpin Guang memperhatikan kejadian ini dengan mata tajam seorang kultivator berpengalaman. Sesuatu tentang situasi ini terasa tidak wajar baginya.Pemimpin Guang melangkah maju, jubah putihnya melambai dengan anggun. Matanya yang tajam mengamati Rong Tian dengan seksama, mencari petunjuk di balik penampilan pemuda itu yang terlalu tenang untuk situasi kacau seperti ini."Anak muda?" suaranya tenang namun mengandung ketajaman tersembunyi. "Kamu siapa? Siapa Gurumu?"Pertanyaan itu terdengar sopan, namun Rong Tian bisa merasakan bahaya di baliknya. Ini bukan pertanyaan biasa—ini adalah ujian.Rong Tian, dengan gerakan yang tak terlihat oleh mata biasa, segera menghancurkan jimat di punggung Zhao Hua. Jari-jarinya bergerak cepat dalam segel rahasia, membatalkan mantra yang telah ia pasang. Tidak ada yang menyadari apa yang baru saja ia lakukan."Nama saya Rong T
Rong Tian berdiri dengan tegap di tengah kerumunan, jubah hitamnya melambai pelan tertiup angin. Wajahnya yang tampan menunjukkan ketenangan yang kontras dengan kemarahan yang meluap di mata hitamnya yang tajam."Sungguh mengherankan," ucapnya dengan suara tenang namun penuh wibawa, "bahwa putri seorang pejabat terhormat seperti Wakil Menteri Zhao bisa bersikap begitu kasar pada seorang lansia yang hanya ingin memberikan penghormatan terakhir."Zhao Hua membeku sejenak, matanya melebar melihat sosok yang sangat dikenalnya. Ekspresi duka yang dipasangnya seketika berubah menjadi kebencian murni."Rong Tian!" desisnya. "Berani-beraninya kau muncul di sini! Apa maumu, pengemis rendahan?"Kerumunan mulai berbisik. Beberapa orang yang mengenal Rong Tian terkejut melihat penampilannya yang begitu berbeda—tidak lagi seperti pemuda sederhana yang mereka kenal, melainkan seorang cendekiawan dengan aura keagungan yang tak biasa.Rong Tian membungkuk dengan gerakan penuh martabat, seolah memberi
Langit Kota Biramaki tertutup awan kelabu pagi itu, seolah ikut berkabung atas kepergian Wakil Menteri Zhao Lin. Upacara pemakaman dipersiapkan dengan kemegahan yang jarang terlihat, menunjukkan status tinggi dan penghormatan terakhir bagi pejabat yang dihormati itu.Kediaman keluarga Zhao dipenuhi bunga-bunga putih dan lentera berkabung. Para pelayan bergerak cepat mempersiapkan segala sesuatu, sementara para tamu kehormatan mulai berdatangan. Di antara mereka, beberapa pejabat istana dan pemimpin sekte bela diri terkemuka.Zhao Hua berdiri di depan altar penghormatan, mengenakan pakaian putih berkabung yang menyapu lantai. Wajahnya yang cantik kini tampak pucat, dengan jejak air mata yang belum mengering di pipinya. Namun, di balik kesedihan itu, tersembunyi kilatan ambisi dan kemarahan yang mendalam."Nona Zhao, kami turut berduka atas kepergian ayahanda," ujar seorang pejabat istana seraya membungkuk hormat.Zhao Hua mengangguk lemah. "Terima kasih atas kehadirannya. Ayahku adal
Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...>>> Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.Suara langkah petugas penjaga malam berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidup...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen