Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam

Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam

last updateLast Updated : 2025-05-30
By:  Jimmy ChuuUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
22 ratings. 22 reviews
266Chapters
12.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Spin off Warisan Artefak Kuno, Universe Benua Longhai dan Benua Podura. Kisah pembalasan dendam pewaris Raja Kelelawar Hitam, dengan Kultivasi Iblis

View More

Chapter 1

Malam Tak Berbintang.

Rong Tian melangkah mundur ke bagian terdalam kamarnya dengan napas tersengal-sengal. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Suara kaki empat sosok tinggi besar mengenakan topeng terasa mengancam.

Dia tahu, ini mungkin akan menjadi malam terakhirnya...

>>> 

Kota Biramaki perlahan tenggelam dalam keheningan malam. Jalanan yang ramai tadi siang kini sepi, hanya diterangi oleh lentera-lentera temaram yang bergoyang ditiup angin.

Suara langkah petugas penjaga malam  berderap di kejauhan, mengumumkan bahwa waktu kentongan pertama telah tiba.

Teng – teng – teng. Suara kentongan bergema, menandakan awal malam yang panjang.

Namun, di sebuah kamar sempit dan sederhana di belakang rumah megah Wakil Menteri Adat dan Budaya Kekaisaran Bai Feng, Rong Tian masih terjaga. Kamar itu, meskipun kecil, menjadi saksi bisu kegelisahan yang menggerogoti hatinya.

Hari ini, pengumuman ujian negara telah diumumkan, dan Rong Tian dinyatakan gagal.

Sebagai anak kusir kereta wakil menteri, kehidupan Rong Tian sebenarnya terbilang cukup terpelajar.

Sejak usia delapan tahun, dia sering mengikuti pelajaran sastra dan musik yang diajarkan oleh guru khusus Nona Zhao Hua, putri Wakil Menteri Zhao Ming. Hubungan mereka awalnya hanya sekadar pertemanan, namun seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka.

Rong Tian pernah berjanji pada Zhao Hua bahwa dia akan lulus ujian negara dan menjadi pejabat kekaisaran, agar layak melamarnya.

Namun, nasib berkata lain. Meskipun Guru Hui Yan, pengajar sastra dan seninya, yakin bahwa kemampuan Rong Tian lebih dari cukup untuk lulus, kenyataan pahit harus diterimanya.

Di kejauhan, suara penjaga malam terdengar keras, memecah kesunyian malam.

“Kuncilah pintu rapat-rapat! Jangan beri peluang pada pencuri! Periksa lagi api di dapur, ini musim panas. Jangan biarkan api membakar rumah kalian!”

Tiba-tiba, suara ketukan pintu memecah keheningan.

Tok – tok – tok.

Jantung Rong Tian berdegup kencang. Adrenalinya langsung memuncak. “Zhao Hua?” pikirnya, harap-harap cemas.

Seharian setelah pengumuman kegagalannya, Rong Tian berusaha menahan diri untuk tidak menjumpai kekasihnya. Dia tak ingin Zhao Hua melihatnya dalam keadaan lemah dan penuh kekecewaan.

Dan, malam ini, seperti biasa, mereka seharusnya bertemu di taman belakang, diam-diam, untuk berbagi cerita.

NGIIK! Suara pintu berderit ketika dibuka.

Namun, kata-kata Rong Tian terhenti di ujung lidah. Bukan Zhao Hua yang berdiri di depan pintu.

Empat sosok pria bertubuh tinggi besar menghalangi pandangannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, wajahnya tertutup rapat, hanya menyisakan mata yang memancarkan aura dingin dan mengancam.

“Si–siapa kalian?” Rong Tian bertanya, suaranya gemetar, meskipun dia berusaha keras untuk tetap tenang. Ia berjalan mundur di kamarnya yang kecil. Namun tak ada ruang lagi untuk melarikan diri.

“Siapa kami?” suara serak salah satu pria bertopeng menjawab, dingin dan tanpa emosi. “Kamu akan tahu setelah dibawa pergi dari kediaman wakil menteri!”

Kalimat itu menjadi hal terakhir yang didengar Rong Tian sebelum segalanya berubah gelap. Sebuah pukulan keras mendarat di batang lehernya, menghilangkan kesadarannya seketika.

Keempat pria bertopeng itu bergerak cepat dan terlatih.

Mereka menyeret tubuh Rong Tian dengan hati-hati, seolah menghindari meninggalkan jejak yang tidak perlu.

Yang mengejutkan, mereka tampak sangat akrab dengan tata letak kediaman wakil menteri. Mereka melewati lorong-lorong sempit, bahkan area yang jarang dilewati oleh penjaga sekalipun, seolah sudah menghafal setiap sudutnya.

Tak lama, mereka tiba di bagian belakang kediaman. Di sana, sebuah kereta kuda sudah menunggu, ditarik oleh dua ekor kuda yang tampak kuat dan terlatih.

Keempat pria itu melemparkan tubuh Rong Tian ke dalam kereta dengan gerakan cepat namun terukur.

Tanpa membuang waktu, kereta itu segera bergerak, melesat ke arah barat, meninggalkan kediaman wakil menteri tanpa jejak.

Malam yang sepi pecah oleh derap kaki kuda yang berirama, membawa sosok Rong Tian menjauh dari segala yang dia kenal. Tak ada yang melihat, tak ada yang mendengar, dan tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Keesokan harinya, kediaman wakil menteri gempar. Rong Tian dinyatakan hilang.

 Banyak yang berspekulasi bahwa dia, putus asa karena kegagalannya dalam ujian negara, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Lautan Donghai, lautan luas di sisi utara Kota Biramaki.

Namun, tak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi pada pemuda itu.

>>>> 

Rong Tian terbangun, sinar matahari menyilaukan matanya.

“Kepalaku sakit. Apa yang terjadi?” bisiknya pelan, mencoba meluruskan tubuhnya yang pegal.

Namun, seketika dia terkejut. Tangan dan kakinya terikat erat dengan tali tambang yang kasar.

Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam kereta kuda yang berguncang, melaju ke suatu tempat yang tidak dia ketahui.

“Bagus! Kamu sudah bangun,” suara serak yang familiar terdengar dari sudut kereta.

Rong Tian menoleh ke arah suara itu dan melihat tiga sosok pria berpakaian serba hitam. Kali ini, mereka tidak lagi mengenakan topeng, memperlihatkan wajah-wajah yang keras dan tak bersahabat.

“Aku ditawan. Entah oleh siapa? Dan aku tak tahu apa kesalahanku...” gumamnya pelan, mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

Sebagai seorang terpelajar, Rong Tian tahu dirinya dalam bahaya. Namun, dia berusaha tetap tenang, mencari celah untuk berpikir jernih.

“Tuan, apa salahku? Mengapa aku ditawan? Aku bukan orang penting. Tolong lepaskan aku...” katanya, mencoba membujuk dengan nada merendah.

Namun, bukannya belas kasihan yang dia dapat. Sebaliknya, salah satu pria dengan bekas luka di wajahnya menghampiri dan menamparnya keras.

PLAK!

“Bocah tak tahu diri! Sudah syukur kami tidak diperintah membunuhmu. Masih saja bertanya-tanya, apa kesalahanmu!” pria itu meludah ke wajah Rong Tian setelah melepas tamparannya.

Rong Tian terdiam, menahan rasa sakit yang menyebar di pipinya. Tamparan itu begitu keras, hingga sebagian giginya terasa goyah. Dia bahkan bisa merasakan aroma amis di mulutnya, pertanda bahwa darah mulai mengalir.

Meskipun begitu, dalam keheningan, tatapan mata Rong Tian melotot tajam ke arah pria yang menamparnya. Tidak ada ketakutan di matanya, hanya keinginan untuk tahu, untuk memahami mengapa ini terjadi padanya.

Pria itu tampak semakin marah. “Kamu menantangku, bocah?” suaranya menggeram, tangannya sudah mencabut belati dari pinggangnya, siap menggorok leher Rong Tian.

Namun, pria bersuara serak yang tampaknya adalah pemimpin kelompok itu segera menahan tangan pria berbekas luka.

“Hentikan! Kita diminta hanya membuangnya di Gurun Hadarac! Tidak untuk menghabisi dia di sini! Biarkan dia disantap serigala lapar atau hewan buas lainnya di padang gurun! Dia tetap akan mati!”

Mendengar kata-kata itu, bulu kuduk Rong Tian berdiri.

“Gurun Hadarac? Tempat terkutuk itu?” pikirnya, jantungnya berdegup kencang.

Pemimpin kelompok itu mendengus dingin. "Mengapa terkejut? Orang miskin sepertimu berani berhubungan dengan gadis bangsawan. Bukankah Gurun Hadarac tempat yang pantas untuk menghukum rakyat jelata sepertimu?"

>>> 

Gurun Hadarac bukan sekadar padang pasir gersang. Konon, tempat itu dihuni oleh makhluk buas, binatang iblis, dan bahkan hantu-hantu gentayangan yang lapar.

Siapa yang tega memerintahkan pembunuh bayaran untuk membuang Rong Tian ke tempat seperti itu? Pertanyaan itu menggelayut di hatinya, membakar rasa penasaran dan ketidakrelaannya.

“Setidaknya beri tahu siapa yang memerintahkan ini, dan apa motifnya membuatku sengsara begini. Aku tak rela mati dalam keadaan penasaran!”

Bersambung

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(22)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
22 ratings · 22 reviews
Write a review
user avatar
Hamfa Merman
Halo semuanya! Yang tertarik dengan cerita Pendekar penuh pertarungan dan gabungan antara teknologi modern disertai aura kuno bisa coba baca di judul PENDEKAR KAISAR RASKAR.
2025-05-25 16:52:28
0
user avatar
Kaira
Menyala othor ....
2025-05-13 22:20:54
0
user avatar
Mike Michael
ayo kak. up terus... jangan kasih kendor.
2025-05-12 16:42:19
0
user avatar
Lathifah Nur
Aku suka narasinya. Jelas dan sangat deskriptif, jd berasa lg nonton film. Keren, Kak ...
2025-04-29 08:23:11
1
user avatar
Kedai ARYA
kek y bakal macet2an ini updatenya kek mo ke puncak pas akhir pekan bikin males baca aja /(_*_)\
2025-04-25 19:32:05
0
user avatar
Muhammad Dhimyati
kayaknya sih bagus
2025-04-25 12:03:05
0
user avatar
Jimmy Chuu
Semua komentar review hilang ...
2025-04-17 18:20:57
0
user avatar
Jimmy Chuu
Pembaca, mengikuti kawan saya. Normally, 2 bab sehari. jika gem meluncur (min 5 gem) maka akan ada penambahan 1 bab ekstra. Penambahan koin juga diterima untuk bab ekstra. terima kasih.
2025-04-13 18:05:25
3
user avatar
Pok Jang
Numpang promosi thor! Tiga Mayat Satu Takdir ~ "Dalam dunia di mana kebajikan adalah topeng, seorang pemuda bertaruh segalanya demi cinta dan keluarga." "Ketika sihir terlarang menjadi satu-satunya pilihan, bagaimana kebaikan bisa bertahan?"
2025-03-19 11:57:55
0
user avatar
Aspasya
Ceritanya keren, dijamin candu deh
2025-03-09 07:47:19
2
user avatar
NACL
emang selalu keren buku otor ini plis thor up yang banyak
2025-03-07 21:36:38
1
user avatar
Ardi Simson
Wah langsung ada lanjutannya, semangat
2025-03-01 07:21:22
0
user avatar
Evita Maria
Wah karya karya kak Jimmy dijamin pasti bikin ketagihan baca teruss, semangat kak
2025-02-17 19:02:39
1
user avatar
Ridhuan Haddad
warisan sang phoenix dan sage benua longwu di janjiin habis warisan artefak kuno bakalan di lanjutin..
2025-02-16 22:51:32
0
user avatar
Aie
Welcome back, Thor
2025-02-13 18:44:24
0
  • 1
  • 2
266 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status