“Siapa kalian dan mau apa mengikuti mobil kami,” tanya Brandi dingin, sambil acungkan pistolnya ke arah orang ini.
Acungan pistol ini membuat nyali si pria bule ini menciut seketika, apalagi pistol ini juga yang sudah bikin rekannya di baik setiran kini berada di antara hidup dan mati.
“K-kami diperintahkan Mr M,” kata orang ini jujur, karena dia tak punya pilihan lain lagi, selain mengaku apa adanya.
Tapi tangannya perlahan bergerak ke arah pinggang. Brandi yang waspada sejak tadi langsung bertindak.
Sekali tendang orang ini langsung terjengkang dan pistol yang mau di cabutnya gagal, karena Brandi lebih cepat bereaksi dan orang ini pun pingsan seketika.
Brandi tak menggubris lagi, dia lalu berbalik ke mobil di mana Alice masih menunggunya dengan wajah cemas.
“Kita pergi Alice..?” sahut Brandi, Alice pun mengangguk dan mobil ini kembali meluncur di jalanan raya.
Kini mereka sudah sampai di sebuah kafe, dan Brandi akhirnya minta maaf dan mengaku kalau dia sebenarnya seorang agen, bukan