Sekuel PEWARIS TUNGGAL! >>Brandi yang hanyalah seorang perwira dari keluarga miskin, tidak menyangka jika takdir hidupnya akan berubah. Bermula dari tugas yang dia terima sebagai mata-mata, dia justru menemukan asal usul dirinya yang ternyata adalah keturunan dari salah satu orang terkaya di republik ini—Brandon Hasim Zailani. Konon, Brandi adalah anak hasil skandal antara ibunya yang dulu merupakan istri seorang sultan Dubai, dengan Brandon yang kala itu menyamar sebagai pengawal. Siapa sangka, skandal cinta masa lalu antara Brandon dan ibunya menjerat Brandi dalam sebuah lingkaran karma. Ikuti perjalanan Brandi menyelesaikan karma cinta di masa lalu!
View MoreDua hari kemudian, seperti biasa masuk seorang anak buah Alex yang akan antar makanan.Hagu ingat, inilah salah satu anak buah Alex yang mempermaknya. Saat ini tangan dan kaki Hagu memang di lepaskan ikatannya, karena dianggapnya Hagu masih ‘lemah’ dan tak berdaya.Begitu pria ini meletakan makanan, bahkan makanan tadi di ludahinya, secara tiba-tiba Hagu bergerak.Tangan kokoh Hagu mempiting leher orang ini. Krakkk…!Sekali putar, leher orang ini patah dan tewas seketika dan tubuhnya yang lunglai di tahan Hagu agar tak menimbulkan suara saat jatuh.Suchida sampai terbelalak dan menutup wajahnya, menahan mulutnya agar jangan bersuara.“Suchida, ayo kita keluar dari tempat ini?” bisik Hagu dan menarik tangan Suchida agar bangkit.“Kamu sudah sembuh?” bisik Suchida masih terheran-heran, sekaligus takjub melihat keganasan Hagu barusan, sekaligus melirik ngeri tubuh anak buah Alex yang sudah berupa jasad, gerakan Hagu bak pembunuh profesional saja.“Sejak kita di bawa ke sini aku sudah sem
Dengan tubuh babak bundas Hagu di biarkan tergeletak di ruangan kosong ini, Hagu tidak khawatirkan dirinya. Ia justru mengkhawatirkan nasib Suchida, dia tak paham ada permusuhan apa antara si Alex Soton atau si Alex White ini dengan keluarga Hasim Zailani. Saat begini Hagu lalu teringat saat malam-malam Abu Shekar memanggilnya ke kamarnya di persembunyian pasukan pejuang yang sangat di takuti itu.“Hagu…aku akan merajah tubuhmu, kita ini setiap waktu berperang, jadi tubuh harus di isi. Anggap ini zirah atau perisai, walaupun soal mati dan hidup manusia itu yang Allah SWT yang punya Kuasa!”Abu Shekar yang makin menua ini lalu minta Hagu lepas pakaiannya dan duduk berpaling, Hagu pun tak keberatan, dia lalu lepas pakaiannya.Lalu Abu Shekar mulai mencoret-coret (merajah) punggungnya.Kalau saja Hagu melihat tentu dia akan ngeri sendiri, sebab Abu Shekar bukan mencoret-coret punggungnya dengan pulpen atau kayu, tapi…pisau kecil yang sangat tajam dan ujungnya runcing.“Minumlah air ini,
“Tenang…mau kami akan mengikuti kemauan kalian,” sahut Hagu dengan suara kalem, ia sebenarnya mengkhawatirkan keselamatan Suchida, Hagu sudah terbiasa hadapi hal-hal menegangkan, baginya yang beginian belum seberapa.“Bagus, cepat jalan dan masuk ke mobil itu,” kata orang yang pegang pistol dan dia beri kode temannya, untuk mendorong Hagu dan Suchida masuk ke sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan.Begitu masuk ke mobil, kendaraan ini tancap gas, mata Hagu serta Suchida di tutup dengan kain hitam, tangan mereka juga di telkung kebelakang dan di ikat erat-erat.Hagu diam saja, ia ingin tahu, akan di bawa ke kemana oleh komplotan penculik tak di kenal ini, Suchida yang nampak syok, juga tak bisa berkata-kata. Mereka juga tak bisa saling bicara.“Siapa mereka ini, tak mungkin musuh-musuhku, pastinya mereka akan menculik Suchida,” batin Hagu mulai menebak-nebak.Setelah menempuh perjalanan lebih satu jam, mobil ini berhenti, Hagu dan Suchida lalu setengah di seret turun dari mobil da
“Ini baru tempat enak, masa aku di bawa ke tempat maksiat, dasar si Pochai,” tak terasa bibir Hagu senyum sendiri, inilah aslinya dirinya, yang suka suasana tenang dan…romantis.Saat itu matanya tertuju ke sepasang pria dan wanita sepadan yang asyik ngobrol intim berdua.Hagu yang belum pernah jatuh cinta, diam-diam iri juga, apalagi wanitanya sangat cantik dengan rambut hitam tergerai melewati bahu, di tunjang gaun malam hitam yang indah, di tunjang heelnya yang mayan tinggi.Tiba-tiba Hagu kaget, saat melihat datang seorang wanita cantik lainnya dan terjadilah keributan kecil. Agaknya si pria tampan itu jadi rebutan kedua wanita cantik ini.Tanpa di duga, wanita cantik bergaun hitam ini pergi meninggalkan kedua orang itu dan…duduk begitu saja di depan Hagu yang duduk termenung sendirian.Hagu yang sedang tenggelam dalam lamunan tentu saja terheran-heran.“Anda….siapa?” tanya Hagu, sambil menatap kagum dengan kecantikan gadis muda ini, baru kali ini dia kagum dengan wanita higclass, s
“Tuan agaknya mulai mabuk, yuks kita pindah ke kamar saja, biar tuan lebih rileks,” ajak Arai dengan senyum memikat.Hagu…pemuda lolos dan lugu, serta baru pertama kali di sini, iya-iya saja, apalagi dia makin pusing dengar house music yang menghentak dalam bar alias pub ini, sesuatu yang baru baginya.Tanpa Hagu sadari, tempat ini juga menyediakan kamar buat eksekusi atau bercinta. Itulah sebabnya Pochai ‘tahu diri’ dan sengaja tinggalkan Hagu bersama Arai si penari striptease merangkap wanita plus-plus dengan bayaran mehong ini.Begitu masuk di kamar berbau harum ini, Arai langsung tanpa banyak basa-basi pasang harga untuk short time merangkap sewa kamarnya.Hagu tentu saja bengong mendengar ucapan wanita berbody aduhai ini, walapun hatinya tergetar melihat kemolekan Arai, tapi aka sehat Hagu masih jalan.“Tuan Hagu, kalau mau short time Anda bayar 25 ribu baht, sudah termasuk sewa kamar, gimana?” pancing Arai dengan senyum memikat.Harga ini ternyata diam-diam sengaja di naikan Arai
Pesawat yang di tumpangi Hagu mendarat mulus di Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi Thailand, setelah tempuh perjalanan hingga 6,5 jam.Setelah kelar pemeriksaan dokumen di bandara, Hagu tanpa ragu minta taksi antar dia ke pusat kota Bangkok untuk cari hotel.Pengalamannya selama di Dubai memudahkan Hagu cari hotel, apalagi di sini juga banyak yang pintar Bahasa Inggris dan rata-rata gunakan bahasa ini.Hagu juga kaget, harga hotel di Bangkok jauh lebih murah dari Dubai. Sesudah chek ini, malam ini Hagu berniat ingin jalan-jalan di kota yang sangat ramai ini, bahkan jauh lebih ramai dari Dubai."Aku akan jalan-jalan siapa tahu tak sengaja bertemua tuan Ryan dan istrinya itu," Hagu. “Halo tuan, tuan mau jalan-jalan, apakah mau saya antar?” terdengar sapaan seseorang.Hagu kaget, ternyata yang menyapanya adalah sopir taksi yang membawanya dari bandara tadi sore.Si sopir taksi ini ternyata ngidem di depan hotel ini lagi, nunggu penumpang sejak sore tadi menurunkan Hagu, hingga jelan
Di Jakarta…Ryan yang masih terkejut bukan main dengan cerita Kadir yang tak sengaja bertemu seorang pemuda bernama Hagu di Dubai, yang dikatakan sangat mirip dengannya dan Topan, lalu menelpon papanya untuk minta saran.“Jadi Kadir dan keluarganya tak sempat tanya si Hagu tinggal di mana dan nomor ponselnya juga tak tahu, sayang sekali pah?” cerita Ryan.“Ini kabar baik Ryan, Kadir dan keluarganya memang tak tahu menahu soal anak kalian yang di kabarkan hilang sejak bayi. Ini kan jadi rahasia keluarga kita, yang tak boleh sembarangan orang tahu, demi keselamatan anak kalian. Sebaiknya segera kamu mulai selidiki ini.”Chulbuy yang ikutan terkejut tentu saja minta Ryan jangan tinggal diam. Baginya ini kabar baik, apalagi sebelum meninggal dunia, mendiang Brandi pernah berpesan agar Ryan dan Chulbuy terus lacak buyutnya tersebut."Aku sudah bertemu roh datuk kalian dan dia bilang, Reyhan anak si Ryan dan Fareeha masih hidup dan dia bilang anak itu masih berkeliaran di Timteng!" Itulah p
Hagu malah kebingungan sendiri saat sampai di Kota Metropolitan Dubai. “Ya Tuhan, kemana aku cari orang yang bernama Nyonyah Ameena itu?” batin Hagu saat tiba di pusat kota metropolitan ini.Celingak-celinguk Hagu melihat modern-nya kota metropolitan yang di penuhi gedung-gedung bertingkat dan mobil-mobil mewah berbagai merek yang penuhi jalanan Dubai.Saat kebingungan itu, Hagu tertarik melihat rombongan turis yang asyik foto-foto dengan latar belakang gedung pencakar langit yang sangat terkenal yakni Burj Khalifa.Rombongan turis ini terdiri satu laki setengah tua dan 5 wanita serta 1 anak kecil berusia 6 tahunan .“Om tolong fotokan kami,” kata seorang turis wanita sambi serahkan ponsel nya ke Hagu, gunakan Bahasa Indonesia.Hagu tentu saja bengong, tak paham Bahasa Indonesia, lebih bingung lagi disodori ponsel.“Ih kamu ngomong apa, liat si Om itu nggak ngerti bahasa elooo!” olok temannya tertawa.Si temannya berwajah cantik khas Indonesia ini lalu dekati Hagu dan kini bicara Bahas
Rahman juga tertawa saat Hagu bilang tak pernah miliki ponsel.“Belilah, kelak itu akan akan sangat berguna bagi Akhi,” saran Rahman sesaat sebelum Hagu pamit dari rumah keluarga yang kini jadi orkay berkat pemberian Hagu.Begitu tiba di Damaskus, apa yang dikatakan Rahman benar adanya, Hagu tak kesulitan menemukan bank yang mau menampung uang dan emas ‘curiannya’ ini.Soal identitas diri, Hagu juga di bantu pihak bank, sehingga kini Hagu miliki semacam KTP warga negara Suriah.Bank ini ternyata cabang sebuah bank yang ada di Swiss, sehingga mereka tak ribet bertanya darimana sumber keuangan dan emas-emas batangan milik Hagu.Setelah di hitung jumlah uang dan emas batangannya ternyata sangat banyak, hampir 70 miliar kalau di konvensikan ke rupiah. Artinya kini Hagu bukan orang miskin, tapi seorang jutawan!Hagu yang tak pernah miliki uang banyak, tak begitu menggubris soal duit itu. Toh di otaknya saat ini adalah, bagaimana caranya pergi ke Dubai, untuk lacak wanita yang bernama ‘Nyony
“Heii kamu yang berwajah bulat, ke sini,” bentak seorang tentara berpangkat Kapten dengan wajah bengis. “Siappp, Ndan!” sahut si pemuda ini cepat dan berlari kencang ke depan. Begitu berada di depannya, si Kapten ini sampai mendongak menatap wajahnya. Tinggi pemuda ini hampir 182 centimeteran, sedang si kapten ini hanya sebahunya. Dia lalu memutari tubuh pria kurus berbadan kokoh ini, sambil lihat-lihat apakah ada tato atau cacat di badannya. “Hmm…kamu aslinya mana, Indonesia atau apa sih..?” bentaknya lagi masih dengan suara menggelegar. “Asli Indonesia Ndan, ibu dan almarhum bapak asli Kalimantan!” sahutnya cepat, pandangannya tetap tajam ke depan. Sang Kapten hanya mengangguk-anggukkan kepala. “Tadi kamu telat 5 detik, sekarang kamu putari lapangan ini 10X, cepat laksanakan!” lagi-lagi tanpa ampun keluarkan perintah tegas. Bak anjing dipukul di pantat, pemuda ini lalu bergerak cepat dan kelilingi lapangan yang luasnya mirip lapangan bola ini hingga 10X. Serdadu berpangkat Kapten Ud...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments