Saking takutnya dengan kemunculan tiba-tiba sang datuk, Mahyudin lalu balik ke kamar dan…dia hanya ambil samurainya, lalu bawa uang 10 ribu yen, malam itu juga dia pergi tanpa pamit dengan Yokito dan Osin.
Untung nggak muncul saat aku genjot Yokito atau Osin, pikir Mahyudin menahan tawa.
“Kenapa kakek buyut bilang Ano Tanaka calon biniku?” batinnya lagi sambil terus melangkah dan tujuannya adalah pusat kota Tokyo.
“Aku akan selidiki melau Komandan Horata, ku rasa dia pasti tahu di mana sekarang Ogohara ataupun Ano Tanaka berada,” batin Mahyudin.
Melihat ada kereta kuda, Mahyudin akhirnya putuskan naik ‘ojek’ ini dan minta di antar ke sebuah hotel yang berada tak jauh dari istana kekaisaran.
Setelah dapat kamar, Mahyudin pun beristirahat dan dia memutuskan akan rubah penampilan, tidak brewokan.
"Aku harus berubah jadi orkay, untuk selidiki di mana Ano Tanaka," batin Mahyudin lagi.
Besok paginya, Mahyudin cari tukang cukur dan dia pendekin rambutnya, pangkas habis brewoknya dan ini tampi