Rihana memandang dua pria yang kini berdiri di hadapannya, ada tatapan tidak senang dalam matanya, hingga kemudian dia menoleh Melvin yang duduk santai sambil menikmati secangkir kopi pagi itu.
“Apa maksudnya ini?” tanya Rihana dengan rasa penasaran yang berputar di kepala.
“Mereka bodyguard-mu. Aku hanya ingin memastikan kamu dan Bastian aman,” jawab Melvin santai. Dia menyesap kopi yang masih mengepulkan uap panas, dengan tatapan tertuju ke tablet pintar yang sedang menunjukkan grafik pasar saham pagi itu.
Rihana memutar bola mata, tidak percaya Melvin akan memberinya dua bodyguard.
“Aku tidak butuh bodyguard. Jika terjadi sesuatu, aku bisa mengatasinya sendiri.” Rihana malah seperti orang bodoh karena ada yang mengawalnya.
Melvin meletakkan cangkir di meja, lantas menatap Rihana yang duduk di sofa sampingnya.
“Aku memberikan bodyguard untuk Bastian, bukan kamu.”
Rihana merasa tertampar dengan ucapan Melvin, membuat Rihana kesal karena Melvin ternyata tipe pria yang suka melakukan s