“Lalu perasaanmu ke aku gimana, Mas. Mas bisa menjamin bawa pulang?” Ketakutan Kalila akan cinta Dareen mulai sirna.
“Maksudmu?!”
“Selama di mobil, Mas kepikiran Clara kan? Khawatir sama dia kan?” Kalila menaikkan suaranya. Tak tahan dengan cara suaminya memutuskan hal sepihak tanpa memikirkan bagaimana perasaan seorang istri.
“Tenang aja, kita akan balik ke bandara dan bisa pulang. Insya Allah.” Dareen menggenggam jemari istrinya untuk meyakinkannya.
Pria itu meyakinkan istrinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebenarnya Dareen sangat memahami betul apa maksud ucapan istrinya, terlebih lagi Clara yang menjadi penyebab Kalila bereaksi seperti ini.
Bukannya Dareen menolak permintaan istrinya, tapi ada yang lebih penting dari ini. Pria itu harus menemui Clara. Menyelesaikan hal yang sempat tertunda. Memberikan sesuatu yang harus dikembalikan. Hanya kali ini saja. Berharap dengan bertemu dengan wanit