Qinara terus tersenyum sepanjang jalan menuju Bandara. Betapa tidak, ini kali pertama ia bisa terban
"Ahhh. Senengnya ....." Qinara sampai menggeliat mengangkat kedua tangannya.
Dewa mencebik melihat itu.
"Ck. Mana ada paspor sehari jadi, pasti paspor abal-abal."
"Ya, namanya juga kepepet," sahut wanita yang mengenakan setelan celana jeans ketat dipadu kaos yang dilapis jaket dengan warna senada.
"Terus terang kalo ga mendesak gini, aku ogah lho bawa kamu! Bawa resiko saja. Pokoknya nanti kalau ada petugas yang masalahin itu paspor ilegal, kamu kudu jauh-jauh dan pura-pura gak kenal aku." Dewa mengomel.
Meski senang akhirnya bisa berangkat juga ke Paris, tapi ada kekhawatiran Qinara akan membawa masalah. Dia pikir, perempuan itu akan punya orang dalam yang bisa membantunya membuat paspor asli dalam waktu sekejap. Ah, tak tahunya, cuma paspor abal-abal di percetakan.
Untuk sekilas mungkin tak ada yang menyadari kalau itu palsu. Akan te